Turun Peranakan, Apa Sih Penyebab dan Gejalanya?

calendar icon

31 Mar 2021

author icon

Nandita Adilfi

category icon

Persalinan

Turun Peranakan, Apa Sih Penyebab dan Gejalanya?

Setelah melahirkan, wanita bisa mengalami beberapa kondisi. Salah satunya adalah turun peranakan. Namun, tak semua wanita setelah melahirkan akan mengalami kondisi ini. Turun peranakan atau prolaps uteri adalah kondisi di mana rahim turun hingga menonjol keluar vagina. Kondisi ini terjadi karena melemahnya otot dan jaringan di sekitar panggul sehingga tidak mampu menyangga rahim. 

Peranakan turun ini dapat dialami oleh wanita dari berbagai usia. Akan tetapi, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki masa menopause dan pada wanita yang melahirkan secara normal melalui vagina. Seiring bertambahnya usia seorang wanita maka hormon estrogen akan menurun secara alami. Hal ini tentu dapat menyebabkan turun peranakan. 

 

Baca juga: Olahraga untuk Ibu Hamil yang Aman Dilakukan Kapan Saja

 

Turun peranakan dengan tahapan yang ringan biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus. Tetapi jika kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu rutinitas penderita, penanganan medis sebaiknya dijalani. Dilansir dari laman WebMd, turun peranakan dibagi ke dalam 4 tahap, antara lain:

  1. Tahap Pertama:  Leher rahim turun ke saluran vagina sampai setinggi 1 cm di atas lubang vagina.
  2. Tahap Kedua: Leher rahim turun sampai ke bukaan vagina sampai lebih dari 1 cm di atas lubang vagina.
  3. Tahap Ketiga: Leher rahim menonjol ke luar vagina lebih dari 1 cm dari lubang vagina
  4. Tahap Keempat: Seluruh rahim sudah berada di luar vagina atau yang secara medis disebut sebagai procidentia.

 

Gejala Turun Peranakan

Bagi pasien yang mengalami turun peranakan ringan, mungkin tidak mengalami gejala. Berdasarkan laman yang dilansir oleh Healthline, gejala-gejala ini baru dapat dirasakan oleh para pasien yang mengalami turun peranakan pada tahap sedang sampai berat, antara lain:

  1. Rasa berat atau adanya tekanan di panggul sehingga terasa seperti panggul tertarik
  2. Rasa sakit pada punggung di bagian bawah. Sakit punggung saat hamil bisa diatasi dengan 4 cara sederhana ini.
  3. Konstipasi atau sembelit yang menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
  4. Merasa ada sesuatu yang menonjol keluar dari vagina
  5. Rasa tidak nyaman saat berjalan
  6. Nyeri saat berhubungan seksual
  7. Darah atau cairan atau jaringan rahim keluar dari vagina
  8. Gangguan buang air kecil, seperti inkontinensia urine (sulit mengontrol buang air kecil) atau retensi urine (sulit mengeluarkan urine) 
  9. Infeksi kandung kemih yang berulang atau kambuhan

 

Faktor Penyebab Terjadinya Turun Peranakan

Secara umum, faktor penyebab terjadinya turun peranakan adalah karena melemahnya otot dan jaringan di sekitar panggul bawah sehingga tidak mampu menyangga rahim. Namun beberapa kondisi di bawah ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya turun peranakan, antara lain:

  1. Faktor usia pada wanita. Risiko mengalami prolaps uterus meningkat seiring bertambahnya usia wanita dan penurunan kadar estrogen, karena hormon estrogen membantu menjaga otot panggul tetap kuat. 
  2. Kerusakan otot dan jaringan panggul pasca persalinan secara normal melalui vaginal. Hal ini juga bisa memperparah jika melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg atau melahirkan bayi kembar
  3. Kelemahan pada otot panggul seiring bertambahnya usia
  4. Wanita yang pernah melahirkan lebih dari satu kali 
  5. Mengalami komplikasi akibat operasi panggul
  6. Menderita bronkitis atau asma yang berlangsung lama (kronis)
  7. Mengalami obesitas. Bahaya obesitas pada ibu hamil selengkapnya bisa dibaca di sini.
  8. Mengalami sembelit atau batuk kronis
  9. Menderita tumor panggul
  10. Sering mengangkat beban berat
  11. Merokok

 

Baca juga: 5 Penyebab Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

 

Cara Mengatasi Turun Peranakan

Terdapat beberapa cara untuk mengatasi turun peranakan ini, tergantung pada tingkat keparahan yang dialami oleh pasien. Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi turun peranakan, antara lain:

  1. Tahap Ringan: Pada tahap ringan, Moms bisa meredakan gejala dan mencegah kondisi semakin parah dengan cara melakukan senam kegel untuk menguatkan otot panggul, menurunkan berat badan, dan mengobati konstipasi.
  2. Tahap Sedang: Dokter akan menyarankan pemasangan cincin penyangga vagina (pessarium) untuk menopang jaringan yang menonjol, jika diperlukan. Selama pemakaian, cincin penyangga ini harus dibersihkan secara teratur.
  3. Tahap Berat atau Parah: Dokter akan menganjurkan untuk operasi guna memperbaiki jaringan penyangga rahim yang rusak, dan mungkin juga melakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi).

 

Cara Mencegah Terjadinya Turun Peranakan

Beberapa cara di bawah ini dapat dilakukan oleh Moms untuk mencegah terjadinya turun peranakan, antara lain:

  1. Melakukan senam kegel secara teratur untuk menguatkan otot dasar panggul. Senam kegel untuk mencegah turun peranakan selengkapnya bisa dibaca di sini.
  2. Mencegah sembelit dengan minum banyak cairan dan mengonsumsi makanan berserat seperti buah, sayur, kacang, dan sereal.
  3. Jangan mengangkat barang berat. Jika terpaksa melakukannya, angkat dengan cara yang benar, yakni menumpukan beban pada kaki dan bukan pinggang atau punggung.
  4. Mengendalikan batuk dengan menjalani pengobatan yang sesuai.
  5. Tidak merokok.
  6. Menjaga berat badan agar tetap pada batas ideal

Turun peranakan pada wanita tentunya berbahaya dan tidak boleh dianggap sepele. Hal ini jika dibiarkan akan menimbulkan kerusakan pada dinding vagina dan dapat memicu munculnya luka atau infeksi pada vagina. Oleh karena itu, Moms harus melakukan medical check up setelah melahirkan atau selama kehamilan untuk menghindari terjadinya turun peranakan.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM