09 Jul 2021
Dinda Ayu Saraswati
Bibir sumbing pada bayi merupakan kondisi kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah atau belahan pada bibir bagian atas. Celah tersebut biasanya terdapat pada bagian tengah, kanan, atau bagian kiri bibir. Selain di bibir atas, sumbing juga bisa terjadi pada langit-langit mulut.
Kondisi ini biasa disebut dengan langit-langit sumbing. Bibir sumbing dan langit-langit sumbing terjadi karena jaringan di bibir bayi atau di langit-langit mulut bayi saat di dalam rahim tidak menyatu, sehingga meninggalkan celah. Normalnya proses penyatuan tersebut terjadi pada bulan kedua dan ketiga di masa kehamilan.
Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan bibir sumbing dan langit-langit sumbing. Namun para ahli percaya bahwa kondisi ini terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
Memiliki saudara atau orang tua dengan bibir atau langit-langit sumbing juga berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya bayi. Selain itu, sejumlah kondisi yang dialami oleh ibu selama kehamilan juga bisa meningkatkan penyebab bibir sumbing pada bayi, yaitu:
Pada beberapa kasus, bibir sumbing merupakan gejala dari kondisi-kondisi, seperti sindrom DiGeorge, sindrom Pierre Robin, sindrom Moebius, syndrome Van der Woude, atau sindrom Treacher Collins.
Bibir sumbing umumnya baru diketahui setelah bayi lahir. Kondisi ini akan langsung tampak, sehingga tidak memerlukan langkah diagnosis tertentu. Meski demikian, pada beberapa kasus, kondisi bibir sumbing bisa saja terdeteksi sejak bayi masih dalam kandungan. Hasil pemindaian gambar pada pemeriksaan USG rutin, umumnya pada usia 18-21 minggu, mungkin saja dapat mendeteksi bibir sumbing pada janin. Diagnosis akan semakin jelas seiring bertambahnya usia kehamilan, apabila janin memang mengalami bibir sumbing.
Dilansir dari Mayo Clinic, ada beberapa hal yang perlu Moms pahami tentang gejala bibir sumbing pada Si Kecil:
Pada kasus yang jarang terjadi, celah hanya terdapat pada otot-otot langit-langit lunak (celah langit-langit submukosa), yang berada di bagian belakang mulut dan ditutupi oleh lapisan mulut. Jenis sumbing ini sering luput dari perhatian saat lahir dan mungkin tidak terdiagnosis sampai tanda-tanda berkembang di kemudian hari.
Beberapa gejala yang dapat dirasakan Si Kecil saat memiliki bibir sumbing, yaitu:
Jika anak mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, maka Moms harus segera membicarakan penanganan yang tepat dengan konsultasi ke dokter. Tenang saja, kondisi bibir sumbing bisa diatasi.
Untuk menanggulangi masalah bibir sumbing ini, Moms sebaiknya rutin memeriksakan anak ke dokter anak, dokter spesialis THT, dan dokter gigi sebagai langkah penyembuhan pertama.
Setelah memeriksakan kesehatan secara rutin, anak bisa memulai untuk menjalani proses operasi pada usia 3-12 bulan tergantung dari seberapa parah kondisi bibir sumbingnya.
Operasi ini mengembalikan kemampuan anak untuk berbicara secara normal dan jika diperlukan, operasi kedua yang biasa disebut pharyngoplasty bisa dilakukan saat buah hati berusia 5 tahun ke atas.
Kesehatan anak tidak akan langsung pulih setelah menjalani dua operasi tadi. Oleh karena itu, dokter anak akan menganjurkan untuk melakukan operasi tambahan agar bentuk bibir dan kondisi mulut anak menjadi lebih baik dan sempurna.
Jika bentuk bibirnya sudah sempurna nanti, buah hati tidak akan merasa kesulitan lagi dalam menjalani aktivitas sehari-hari seperti makan dan berbicara, bahkan lebih percaya diri bertemu dengan orang banyak.
Selama masa pengobatan bibir sumbing, lakukan beberapa cara berikut ini untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang dialami oleh anak:
Cara mengobati dan menangani bibir sumbing pada anak sudah dijelaskan. Wajib bagi Moms untuk memberikan ketenangan bagi bayi, agar ia tidak stres. Salah satu yang bisa Moms lakukan adalah memberikannya kenyamanan saat tidur menggunakan MOOIMOM Baby Pillow.
Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM