21 Sep 2021
Anggraini Nurul F
Anemia defisiensi besi pada anak dapat memberi efek negatif pada perkembangan anak. Zat besi adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Zat besi membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen tersebut.
Kekurangan zat besi pada anak adalah masalah umum. Anda dapat dengan mudah menemui anak yang mengalami kekurangan zat besi.
Anemia defisiensi zat besi lebih rentan dialami oleh anak-anak ketimbang orang dewasa. Melansir dari American Family Physician, kondisi ini lazim dialami oleh pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak. Kondisi ini bisa disebabkan kurangnya asupan zat besi dari makanan yang dikonsumsi ibu pada masa kehamilan atau kurangnya zat besi yang dikonsumsi pada masa kanak-kanak.
Masalah anemia defisiensi zat besi yang dialami oleh balita sering disebabkan karena terlalu banyak minum susu sapi lebih dari 24 ons sehari atau kurang mengonsumsi makanan kaya zat besi, seperti daging merah dan sayuran berdaun hijau. Masalah ini dapat terjadi pada anak yang gemar pilih-pilih makanan, sehingga ia tidak mendapatkan asupan zat besi yang cukup.
Penyebab lain anemia defisiensi zat besi pada anak, yaitu obesitas, alergi protein susu sapi, kesulitan dalam penyerapan nutrisi dari makanan (malabsorbsi) dan meningkatnya kebutuhan zat besi akibat dari infeksi yang berulang atau kronis
Umumnya, anak-anak yang mengalami anemia defisiensi besi mengalami penurunan nafsu makan, tubuh yang gampang lelah dan cenderung mudah sakit. Adapun tanda-tanda lainnya yang terlihat, yaitu:
AAP memberikan rekomendasi pencegahan anemia defisiensi besi pada anak.
1. Rekomendasi pertama untuk bayi yang menyusu ASI serta bayi yang mendapat kombinasi susu ASI dan susu formula di 6 bulan pertama. Mulai usia 4 bulan, bayi dengan kriteria tersebut, idealnya mendapat suplemen zat besi sampai mereka mendapatkan makanan pendamping ASI yang kaya zat besi.
2. Rekomendasi kedua, bayi yang mendapat susu formula penuh selama 6 bulan pertama tidak membutuhkan suplemen zat besi. Alasannya karena zat besi sudah ada di susu formula.
3. Rekomendasi ketiga adalah bayi dan balita usia 1 hingga 3 tahun harus mengonsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin C. Kekurangan zat besi pada anak bisa dicegah. Untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai jalur, berikan makanan kaya zat besi.
Selain itu, penting bagi Anda untuk berkonsultasi dengan dokter anak Anda mengenai perlunya tes darah dan asupan suplemen zat besi.
Saat si kecil sudah mulai MPASI, Moms juga harus memberikan alat makan dengan kualitas bagus ya! Moms bisa berikan MUGU Training Bottle untuk Si Kecil.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM