27 Mar 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Orang dewasa acapkali mengalami sakit leher atau gangguan otot leher. Bisa karena salah posisi tidur atau kurang berolahraga. Macam-macam penyebabnya. Namun, siapa sangka gangguan otot juga bisa terjadi pada bayi, bahkan semenjak mereka lahir. Secara spesifik, gangguan otot leher pada bayi yang menyebabkan kepala miring ke bawah disebut tortikolis. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah “leher bengkok”.
Pada setiap sisi leher, terdapat otot panjang yang membentang dari belakang telinga ke tulang selangka, yang juga disebut dengan sternocleidomastoid (SCM). Tortikolis terjadi ketika otot SCM bayi memendek di satu sisi.
Kondisi ini disebabkan karena bayi mengalami kejang di dalam rahim atau berada dalam posisi abnormal dalam kandungan, yang dapat memberi tekanan ekstra pada satu sisi kepala bayi hingga menyebabkan SCM mengencang. Selain itu, penggunaan forsep atau alat vakum saat persalinan, masalah pada sistem saraf, atau tulang belakang bagian atas juga bisa memicu hal ini.
Jika bayi telah mengalami tortikolis sejak dilahirkan, maka kondisi ini disebut sebagai tortikolis bawaan. Jenis tortikolis ini merupakan yang paling umum. Dalam kasus yang jarang terjadi, tortikolis bawaan pun dapat diturunkan. Selain tortikolis bawaan, bayi juga bisa mengalami tortikolis didapat yang terjadi seiring tumbuh kembang bayi. Biasanya ini berkaitan dengan masalah medis yang lebih serius.
Gejala tortikolis biasanya akan semakin jelas saat bayi sulit mengontrol kepala dan lehernya. Sehingga kebanyakan orang tua tidak menyadari perbedaaan ini pada empat hingga delapan minggu kelahirannya.
Berikut beberapa gejala yang dialami bayi:
Jika Moms melihat tanda-tanda tortikolis pada Si Kecil, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter. Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan diagnosis tortikolis melalui rontgen leher ataupun melakukan tes ultrasonik pada panggul (jika diperlukan).
Pada bayi dan anak kecil, kondisi ini umumnya bisa diperbaiki. Untuk mengatasinya, dokter akan mengajari beberapa latihan gerak untuk Si Kecil. Latihan terutama untuk meregangkan otot-otot lehernya. Latihan gerak ini akan membantu memperpanjang otot yang lebih pendek dan kencang. Selain itu, latihan ini juga akan memperkuat otot di sisi yang berlawanan. Dokter juga akan menyarankan untuk membawa bayi ke ahli terapi fisik agar Si Kecil mendapat terapi fisik yang tepat untuk kesembuhannya. Jika ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi bayi biasanya membaik dalam waktu enam bulan.
Tortikolis yang ditangani sesegera mungkin dapat membantu mencegah masalah jangka panjang pada bayi. Sebab tanpa perawatan, bayi dapat mengalami komplikasi, seperti:
· Kurang kontrol terhadap kepalanya
· Jangkauan terbatas pada sisi yang terpengaruh
· Terlambat duduk dan berjalan
· Masalah ketika diberi makan
· Keseimbangan buruk
· Bentuk kepala asimetris karena sering tidur menghadap ke samping.
Selain itu, jika panjang otot leher tidak kembali normal dan bayi tidak memiliki gerak normal saat berusia 18 bulan, kemungkinan bayi akan dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk melakukan operasi memperpanjang otot. Tujuannya untuk memperbaiki tulang belakang yang abnormal, memperpanjang otot leher, memotong otot atau saraf leher, serta menggunakan stimulasi otak dalam agar mengganggu sinyal saraf (dilakukan pada kasus distonia tengkuk parah). Operasi baru bisa dilakukan ketika bayi pengidap tortikolis mencapai usia prasekolah.
Namun, jarang bayi yang mengalami tortikolis memerlukan operasi untuk memperpanjang SCM. Stimulasi otak juga mungkin diperlukan untuk mengganggu sinyal saraf yang bermasalah. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi pada dokter, jika merasa ada yang tidak biasa dengan bayi.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM