11 Jun 2020
Dinda Ayu Saraswati
0-6 bulan
0-6 bulan
Ruam popok pada bayi adalah salah satu hal yang umum terjadi pada Si Kecil. Mengutip Family Doctor, ruam popok biasanya berupa warna kemerahan dan pada kulit di area bagian bawah atau area genital bayi.
Munculnya ruam popok sering dikaitkan dengan popok yang basah atau jarang diganti, sensitivitas kulit, dan radang. Tetapi, kondisi ini bisa terjadi bahkan pada bayi yang mengganti popok secara teratur.
Dalam International Journal of Dermatology, dermatitis popok adalah erupsi kulit inflamasi di daerah popok karena terkena gesekan, hidrasi berlebihan, pH yang bervariasi, dan kontak terus-menerus dengan urin dan feses yang sangat mengiritasi kulit.
Baca lebih lanjut untuk mengetahui apa saja gejala, penyebab, dan perawatan ruam popok pada Si Kecil berikut ini ya, Moms.
Artikel terkait: Perlukah Mengganti Popok Bayi Saat Si Kecil Tidur?
Mengutip Medicine Net, gejala ruam popok pada bayi yang paling terlihat adalah adanya perubahan warna pada kulit yang tertutup popok. Umumnya, kulit yang mengalami ruam terlibat berwarna merah dan mungkin bisa atau tidak memiliki erosi pada lapisan kulit luar. Ruam popok juga bisa mengakibatkan pustula atau lepuh kecil.
Beberapa gejala lain tentang ruam popok bayi yaitu:
- Ruam popok yang ringan hanya memiliki gejala area kulit merah muda dan kering.
- Ruam popok yang parah memiliki area kulit merah. Di beberapa daerah, kulit bisa menjadi mengelupas atau bahkan berdarah.
- Ruam merah muda tidak menyakitkan, tetapi ruam yang mengelupas bisa sangat menyakitkan. Dampaknya Si Kecil akan menangis dan kurang tidur.
Ruam popok umum terjadi pada bayi, dan bisa menjadi kondisi yang tidak membuat Si Kecil nyaman. Karena itu, Moms perlu tahu cara mengatasi ruam popok bayi yang bisa dilakukan.
Meskipun ruam kulit tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan lembap, tetapi sebenarnya ada banyak hal yang menjadi penyebab dari ruam popok pada bayi, Mayo Clinic memberikan beberapa daftarnya berikut ini.
Kontak terlalu lama dengan air seni atau tinja pada kulit bayi dapat mengiritasi kulit sensitifnya. Bayi mungkin akan lebih rentan alami ruam popok jika ia sering buang air besar atau diare.
Feses dapat meningkatkan faktor ruam popok pada bayi, karena hal ini lebih mengiritasi kulit bayi daripada air seni.
Penggunaan produk baru juga dapat memicu timbulnya ruam popok pada kulit bayi. Misalnya, penggunaan tisu bayi, merek popok sekali pakai yang baru, atau bahan kimia seperti deterjen, pemutih atau pelembut pakaian.
Zat lain pada produk perawatan kulit bayi yang dapat memicu timbulnya masalah ruam popok termasuk bahan-bahan yang ditemukan di beberapa losion bayi, bedak, dan minyak.
Infeksi kulit karena bakteri atau ragi dapat tersebar ke area lain, menimbulkan ruam popok pada bayi terutama dia area yang tertutup popok seperti bokong, paha, dan alat kelamin.
Area ini sangat rentan karena hangat dan lembap, sehingga menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri dan ragi.
Ketika bayi mulai makan makanan padat, isi feses mereka juga berubah. Hal ini menjadikan meningkatnya kemungkinan terjadinya ruam popok pada bayi.
Perubahan pola makan bayi juga dapat meningkatkan frekuensi feses, yang bisa menyebabkan ruam popok. Jika bayi disusui, ia mungkin mengalami ruam popok sebagai respons dari sesuatu yang telah dimakan sang ibu.
Bayi dengan kondisi kulit seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim), lebih mungkin mengembangkan kondisi ruam popok pada Si Kecil.
"Eksim, yang juga terkadang disebut sebagai dermatitis atopik, merupakan kondisi kulit kronis yang memengaruhi sekitar 17 persen anak-anak," kata Miriam Weinstein, dokter kulit anak di Rumah Sakit Anak Toronto mengutip Today's Parent.
Eksim menjadi tanda kulit bayi sensitif, karena kondisi ini disebabkan oleh kulit yang tidak mampu menjaga kelembapan. Akibatnya, kulit menjadi iritasi, kering, gatal dan meradang.
Penggunaan antibiotik bisa membunuh bakteri, baik itu bakteri baik dan jahat. Ketika bayi minum antibiotik, bakteri yang menjaga pertumbuhan ragi akan jadi berkurang. Dampaknya, menyebabkan ruam popok pada bayi karena infeksi ragi.
Begitu juga dengan bayi yang disusui oleh ibu yang mengonsunsi obat antibiotik, juga berisiko tinggi mengalami ruam popok.
Beberapa bayi sangat rentan mengalami ruam popok. Karenanya, ketahui cara mengobati ruam popok untuk mencegah gejalanya memburuk dan membantu mengatasi ruam popok pada bayi.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi ruam popok pada bayi. Baca lebih lanjut untuk mengetahui langkah yang bisa Moms lakukan berikut ini, ya.
Minimalkan kontak bokong bayi dengan urin dan kotoran, hal ini rentan menyebabkan ruam popok pada bayi. Ganti popok kotor setiap 2-3 jam, dan lakukan lebih sering jika Si Kecil mengalami ruam, terutama setelah ia baru bangun dari tidur.
"Ganti selalu popok bayi yang basah atau kotor sesegera mungkin. Itu strategi terbaik untuk mencegah ruam popok," kata dokter anak James Mandelik, MD, mengutip Cleveland Clinic.
Bahkan tisu yang dibuat untuk kulit sensitif juga dapat menyebabkan reaksi alergi dan ruam. Kurangi penggunaan tisu basah sebagai cara mengatasi ruam popok pada bayi.
"Jika Anda menggunakan tisu, pastikan tidak beraroma dan bebas alkohol. Jika ruam tidak hilang, hentikan penggunaan tisu dan cobalah air atau lap basah," jelas Ellen Schumann, MD, dokter anak di Weston, mengutip WebMD.
Jika ruam terlihat merah, banyak, dan tersebar di mana-mana, ganti penggunaan tisu basah dengan waslap, atau coba ganti merek tisu basah dengan sedikit kandungan bahan kimia.
Krim diaper dengan kandungan seng atau petroleum jelly yang dapat membantu menjaga kulit bayi tetap lembut dan terlindungi dari kotoran dan kencing.
"Cari produk yang mengandung seng oksida atau petroleum jelly untuk digunakan dan diaplikasikan saat mengganti popok," terang Dr. Mandelik.
Berhenti menggunakan bedak juga meminimalisir risiko Si Kecil untuk menghirupnya yang bisa berbahaya bagi kesehatannya.
Dalam jurnal Association of Women's Health, Obstetric and Neonatal Nurses, disebutkan bahwa bedak bayi atau tepung jagung tidak dianjurkan untuk digunakan di area popok, karena zat bisa meningkatkan pertumbuhan bakteri yang dapat memperburuk dermatitis popok.
Ruam yang disebabkan oleh ragi dan infeksi bakteri memerlukan resep dokter untuk pengobatannya. Namun, terlebih dahulu cari penyebab umum dari ruam popok pada bayi.
"Pertama-tama cari penyebab ruam popok yang paling umum, sebelum mencari penyebab-penyebab lainnya," jelasnya.
Perhatikan tanda-tanda seperti benjolan merah kecil, lepuh, bercak kasar, atau abses dengan nanah. Jika Si Kecil memiliki ini, atau ruam tidak membaik dalam beberapa hari, hubungi dokter.
Meskipun penting menjaga kulit bayi bersih dan terjaga, tetapi jangan berlebihan pula dalam membersihkannya, karena Moms dapat menghilangkan bakteri sehat yang bisa mencegah risiko ruam popok pada bayi.
Jika memungkinkan, gunakan waslap dan air hangat sebagai pengganti tisu untuk membersihkan pantat bayi dan mengatasi ruam popok.
"Bila ruam tidak hilang setelah beberapa hari melakukan pembersihan dan salep secara teratur, ada baiknya memanggil dokter anak," kata Adnan Mir, MD, dokter kulit anak di Children's Health di Dallas.
Si Kecil mungkin memerlukan obat untuk mengobati peradangan atau infeksi.
Nah, itu dia Moms, penjelasan tentang gejala, penyebab, dan cara mengatasi ruam popok pada bayi. Semoga berguna!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM