13 Feb 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Warna pup bayi kerap menjadi indikator kesehatannya. Sepanjang masa awal kehidupan, warna pup bayi masih akan berubah-ubah karena sistem percernaannya belum sempurna.
Kotoran pertama bayi baru lahir kemungkinan berwarna hitam dengan konsistensi seperti tar. Ini disebut meconium yang mengandung lendir, sel-sel kulit, dan cairan ketuban. Keadaan ini sering disebut sebagai rapid transit atau penurunan waktu singgah di usus besar yang akhirnya menyebabkan pup bayi berwarna hijau.
Zat ini secara bertahap mengisi usus saat berada di dalam kandungan. Selama beberapa hari, pup warna hijau kehitaman akan berubah menjadi hijau pekat atau hijau tua, kemudian menjadi kuning. Keluarnya kotoran ini adalah pertanda usus bayi berfungsi.
Sekitar hari ketiga atau keempat kehidupan bayi, Moms akan mulai melihat apa yang dikenal sebagai tinja transisi, yang merupakan tanda bahwa bayi mulai mencerna Air Susu Ibu (ASI) atau susu formula dan beralih ke kotoran bayi normal. Kotoran ini berwarna lebih terang - kuning kehijauan atau cokelat - dan teksturnya longgar dan kasar.
Suplemen zat besi atau susu formula yang diperkaya zat besi terkadang juga dapat menyebabkan feses menjadi coklat tua atau hitam, ini tak perlu di khawatirkan. Namun, kotoran hitam yang tebal pada usia 3 bulan atau lebih sering menunjukkan perdarahan pada saluran pencernaan, yang bisa berbahaya bagi bayi.
Kotoran berair yang lebih hijau dari biasanya dan sering muncul beberapa kali sehari merupakan kemungkinan bayi mengalami diare. Ini paling sering terjadi ketika ada perubahan dalam makanan bayi atau ketika si kecil memiliki alergi atau intoleransi makanan. Diare berat dapat menjadi tanda masalah yang lebih serius seperti virus atau infeksi bakteri. Diare juga biasanya berarti bayi mengalami dehidrasi. Pastikan bayi mendapat banyak cairan.
Diare pada bayi juga biasanya disertai dengan beberapa gejala lain, seperti:
· Demam
· Mual dan muntah
· Kurang mau menyusui atau makan
· Tinja berwarna gelap atau disertai bercak darah
· Mulut kering
· Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
· Mudah mengantuk
· Tampak lemas atau tidak aktif seperti biasanya
· Kulit tidak langsung rata setelah dicubit
· Mata atau pipi terlihat lebih cekung
Ada pula saat warna poop Si Kecil berubah menjadi berwarna hijau berlendir. Jika kotoran bayi berwarna kuning muda atau hijau dan bergaris lendir, bisa jadi ia memproduksi air liur lebih dari biasanya terutama jika ia sedang tumbuh gigi. Atau, itu bisa menjadi tanda virus, seperti virus flu atau perut. Jika hal ini terjadi, Moms bisa membawa Si Kecil ke dokter anak apabila kondisi ini berlangsung selama lebih dari satu atau dua hari.
Namun, warna hijau pada pup Si Kecil juga bisa disebabkan karena Moms memakan makan berwarna hijau atau obat tertentu. Penggunaan obat pada ibu menyusui dikhawatirkan menyebabkan feses bayi berwarna hijau karena menggandung antibiotik dan zinc.
Di sisi lain, penyebab pup bayi warna hijau lainnya adalah lambat mencerna. Pada kondisi tertentu, bayi memang lebih lambat mencerna. Bayi lebih lambat mencerna biasanya ketika makan lebih banyak dari biasanya. Jadi, ketika pup bayi hijau, bisa jadi penyebabnya adalah karena ia makan lebih banyak dari biasanya.
Selain beberapa penyebab yang sudah disebutkan, vaksinasi juga bisa menjadi penyebab pup bayi berwarna hijau. vaksinasi bayi dapat menyebabkan pup bayi warna hijau yang disebabkan oleh intususepsi. Ini adalah kondisi di mana usus terlipat ke dalam dan menciptakan penyumbatan di usus.
Jika Si Kecil mengalami sakit perut, kembung, kram, napas pendek atau pup berwarna hijau dan disertai darah, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan tindakan medis. Ini adalah kondisi yang jarang terjadi, namun tak sedikit terjadi juga pada bayi setelah vaksinasi.
Cara mudah agar feses bayi berwarna hijau bisa teratasi adalah dengan memastikan Si Kecil menghabiskan ASI di salah satu sisi payudara terlebih dahulu. Tujuannya, agar bayi mengonsumsi hindmilk dengan jumlah yang mencukupi.
Saat menyusui Si Kecil, pastikan pelekatan bayi tepat. Perhatikan jika mulut bayi harus mengisap puting dan areola, bukan putingnya saja. Dengan begitu, ASI dapat keluar dengan lancar.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM