22 Mar 2021
Nandita Adilfi
Trimester Kedua
Trimester Kedua
Preeklampsia, apakah Moms pernah mendengar istilah itu? Secara umum, preeklampsia adalah kondisi komplikasi kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah (hipertensi) disertai dengan adanya kandungan protein dalam urine. Kondisi preeklampsia ini biasanya terjadi pada trimester kedua usia kehamilan atau usia kehamilan setelah minggu ke-20.
Preeklampsia terjadi karena plasenta pada janin tidak berfungsi dengan baik. Plasenta memiliki beberapa fungsi bagi ibu hamil dan janin. Masalah kesehatan genetik yang dialami ibu hamil seperti diabetes atau hipertensi juga bisa mempengaruhi munculnya kondisi preeklampsia. Preeklampsia harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit lain atau berkembang menjadi eklampsia yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan janin.
Dilansir dari laman Harvard Health Publishing, ibu hamil dengan preeklamsia ringan mungkin tidak merasakan gejala apapun. Gejala yang dialami oleh ibu hamil dengan preeklampsia ringan ini mungkin hanya mengalami pembengkakan ringan pada tangan atau kaki. Namun, tidak semua pembengkakan menandakan preeklamsia.
Secara umum, preeklamsia dapat berkembang secara bertahap. Tanda dan gejala yang akan muncul seiring dengan perkembangan preeklamsia adalah:
Pada beberapa kasus, gejala preeklamsia parah dapat memicu kejang yang menyebabkan ibu hamil kehilangan kesadaran dan melakukan gerakan menyentak pada lengan dan kaki. Ibu hamil juga kemungkinan kehilangan kendali atas kandung kemih yang menyebabkan rasa ingin buang air kecil terus-menerus atau ‘beser’. Preeklampsia berat juga meningkatkan risiko terkena stroke selama kehamilan.
Penyebab pasti terjadinya preeklamsia masih belum diketahui. Meski demikian, terdapat dugaan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi untuk janin. Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit dan timbulnya reaksi yang berbeda dari tubuh ibu hamil terhadap perubahan hormon. Sejumlah faktor berikut ini dipercaya dapat memicu gangguan pada plasenta:
Ada banyak faktor risiko yang bisa menyebabkan ibu terkena preeklamsia, antara lain:
Dilansir dari laman WebMD, ada beberapa jenis pengobatan atau perawatan untuk preeklampsia, antara lain:
Itulah gejala, penyebab, dan cara mengobati preeklampsia ringan hingga yang parah. Jika, Moms mengalami gejala-gejala tersebut saat hamil, segera periksa diri dan konsultasi dengan dokter kandungan. Moms juga bisa mengonsumsi vitamin tambahan dari minuman Prenavita Milk Vanilla yang mengandung banyak vitamin dan nutrisi untuk ibu hamil.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM