Perut Bayi Keras, Ini Dia 5 Penyebab Utamanya!

calendar icon

03 Sep 2021

author icon

Salsa

category icon

0-6 bulan

Perut Bayi Keras, Ini Dia 5 Penyebab Utamanya!

Sebagian besar perut bayi biasanya menonjol, terutama setelah menyusu dalam jumlah besar. Namun, diantara waktu menyusui, perut mereka seharusnya normal dan tidak keras. Jika perut bayi keras dan cenderung bengkak hingga tidak buang air besar selama lebih dari satu atau dua hari disertai muntah, hubungi dokter anak segera. Hal ini kemungkinan besar masalahnya adalah karena gas ataupun sembelit sebagai tanda masalah usus yang lebih serius.

Penyebab lain mengapa perut bayi keras karena sensitivitas perut yang dialami dalam beberapa bulan-bulan pertama, lebih dari itu, perut bayi keras juga menandakan suatu hal, apa saja? Yuk Moms kita bahas bersama!

 

1. Gas di Perut Bayi

Rata-rata, bayi mengeluarkan gas sekitar 13 hingga 21 kali setiap hari. Perut bayi yang kembung karena gas cukup umum dan biasanya tidak memerlukan perawatan khusus. Gas sangat umum pada bayi antara satu dan empat bulan karena sistem pencernaan mereka masih berkembang.  Lalu, mengapa bayi perut bayi terdapat gas? Banyak hal yang dapat menyebabkan perut bayi mengandung gas. Bayi sering menelan udara ketika mereka menangis, mengisap dot, dan hingga ia makan. 

Menurut flohealth.org bayi dapat menjadi kembung jika mereka menelan udara berlebih pada posisi menyusui yang salah, jika mereka makan terlalu banyak, atau jika mereka mengalami konstipasi. Bayi yang baru lahir mungkin juga memiliki alergi atau intoleransi terhadap bahan-bahan dalam susu formula atau ASI, yang menyebabkan gas. Selain itu, sistem pencernaan bayi masih berkembang dan belajar untuk memproses makanan, tinja, dan gas secara efektif.

 


Baca Juga:

Bayi Sembelit, Mungkin karena Ia Mulai Beralih ke Makanan Padat


 

 

2. Masalah Kolik

Menangis dalam jumlah tertentu adalah normal pada semua bayi karena itu adalah satu-satunya alat komunikasi verbal mereka. Tangisan bayi dapat menunjukkan bahwa mereka lapar, kesepian, merasa hangat atau dingin, tidak nyaman, atau membutuhkan penggantian popok. Banyak bayi mengalami periode menangis tanpa alasan yang jelas karena mereka belum terbiasa dengan dunia baru.

Menangis pada umumnya menyebabkan bayi menelan udara ke dalam sistem pencernaannya. Gelembung udara ini bisa terperangkap di perut mereka dan dapat diteruskan ke usus. Gas memiliki daya apung dan kantong gas dapat terperangkap di usus bagian atas dan bawah. 

Didasari pada coliccalm.com, gas dapat menghambat atau menghentikan aliran cairan lambung dan tekanan yang menumpuk menyebabkan kembung dan pembengkakan perut yang menyakitkan. Sistem pencernaan bayi yang belum matang tidak mampu mengatasinya secara efektif. Ketika kantong gas terbentuk di perut, itu bisa menyebabkan perut buncit, keras dan juga merupakan penyebab utama cegukan.

 

Perut Bayi Keras, Ini Dia 5 Penyebab Utamanya!

 

3. Intoleransi Laktosa

Dikutip dari healthline.com, susu sapi dapat menyebabkan beberapa hal di perut baik pada orang dewasa dan anak-anak. Biasanya, laktosa dalam susu yang menjadi penyebab masalah perut. Jika bayi tidak toleran terhadap laktosa, tubuh tidak dapat mencerna laktosa dalam produk susu dan akibatnya minum susu atau makan produk susu seperti keju atau yogurt bisa menyebabkan gejala mulai dari kram perut hingga diare.

Banyak orang dewasa hidup dengan intoleransi laktosa. Bayi pun juga bisa mengalaminya, walaupun kasusnya terbilang jarang. Inilah yang perlu Moms ketahui tentang intoleransi laktosa pada bayi. Apa saja gejala intoleransi laktosa pada bayi? Tentu saja, jika bayi  tampaknya mengalami kesulitan mencerna susu. Selain dapat menyebabkan diare, intoleransi laktosa ini cukup umum menyebabkan perut bayi keras hingga kembung. Tanda lain dari intoleransi laktosa adalah gejala yang dimulai segera setelah menyusui  dalam waktu 30 menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi ASI, susu formula, atau makanan padat yang mengandung susu ya, Moms!

 


Baca Juga:

Perbedaan Muntah dan Gumoh Pada Bayi yang Perlu Moms Ketahui


 

 

4. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah peradangan (iritasi) usus. Orang biasanya menyebutnya “flu perut”, meski tidak terbatas pada influenza saja. Meskipun kebanyakan orang melaporkan sakit perut, gastroenteritis juga dapat melibatkan usus kecil dan usus besar. Kondisi ini disebabkan karena bakteri, parasit, racun, dan virus. Virus adalah penyebab paling umum dari flu perut. Norovirus sering menjadi penyebab orang dewasa, sedangkan rotavirus sering menjadi penyebab flu perut pada anak-anak ataupun bayi. Virus ini kebanyakan menginfeksi lapisan usus kecil.

Gejala utama gastroenteritis adalah diare. Ketika saluran pencernaan terinfeksi selama gastroenteritis, banyak aktivitas dari virus menyebabkan diare. Malabsorbsi terjadi karena penghancuran sel-sel usus yang disebut enterosit. Virus juga dapat mengganggu absorpsi air dan menyebabkan diare sekretorik, yang menyebabkan tinja cair.

 

5. Sembelit atau Konstipasi

Dalam kasus yang jarang terjadi, sembelit dapat disebabkan oleh kurangnya saraf atau masalah struktural di usus besar bagian bawah. Konstipasi pada bayi bisa disebabkan oleh beberapa hal:

  • Jarang buang air besar yang sulit dikeluarkan
  • Mengejan lebih dari biasanya untuk buang air besar
  • Feses yang lunak dan lembek
  • Perut bengkak karena gas
  • Kram yang menyakitkan

Perut Bayi Keras, Ini Dia 4 Penyebab Utamanya!

Perut bayi yang keras tentu saja membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Ketika bayi rewel, bayi juga semakin sulit untuk tidur, sehingga Moms perlu melakukan cara agar si Kecil bisa tidur nyenyak. Ada cara yang patut Moms coba untuk menidurkan bayi rewel, yaitu pilihlah bantal tidur yang nyaman untuk si Kecil. Berikan Bantal Tidur MOOIMOM agar terhindar dari gumoh, serta membuatnya tenang saat tidur. Bantal Bayi MOOIMOM membantu bayi tidur dengan posisi rata di seluruh permukaan tengkorak, sehingga bayi Moms nyaman dan terhindar dari risiko kepala peyang.

Desain bantal yang unik membantu si Kecil tidur lebih nyaman karena memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga bayi tidak akan merasakan panas meskipun tertidur dalam waktu yang relatif lama. Sisi bantal yang melengkung mencegah kepala bayi terguling sehingga bayi tetap tidur nyenyak dalam posisi yang benar. 

Bentuk busa tidak menekan di bagian belakang kepala si Kecil sehingga memungkinkan kepala bayi tetap terjaga bulat tanpa merusak kenyamanan dan gerakannya selama tidur. Selain itu bentuk bantal juga dapat menopang kepala bayi dan meratakan tekanan secara merata di seluruh permukaan tengkorak bayi yang baru lahir.

 


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM