29 Jun 2022
Anggraini Nurul F
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Moms, terdiagnosa kista ovarium saat hamil? Bagaimana pengaruh kista ovarium saat hamil? Timbulnya penyakit seperti kista ovarium tentu menimbulkan kekhawatiran bagi Moms, apalagi jika ini terjadi di masa kehamilan. Bila Moms mengalami penyakit tertentu saat menjalani kehamilan, seperti kista ovarium, pada kenyataannya ini akan terkait juga dengan kesehatan janin.
Kista ovarium adalah kantung kecil yang berkembang dalam ovarium (indung telur) berisi cairan. Cairan ini biasanya kental seperti gel. Sebenarnya kebanyakan kista tidak berbahaya.
Namun, ada beberapa kista yang menimbulkan masalah seperti nyeri haid, pendarahan, gangguan kehamilan dan kemandulan.
Kista terbentuk ketika folikel (kantong) pada ovarium gagal untuk pecah dan melepaskan sel telur, sehingga cairannya tetap tinggal dan membentuk kista berukuran kecil (sekitar 4 cm). Kondisi ini disebut kista fungsional yang bersifat normal, jinak, tidak berpengaruh terhadap kesuburan dan akan hilang dengan sendirinya.
Bagaimanakah efek kista saat masa kehamilan? Yuk simak pembahasan mengenai kista ovarium saat hamil dibawah ini Moms!
Penyakit Kista terkait kehamilan seperti korpus luteal dan kista folikular, biasanya dapat terselesaikan dengan sendirinya pada usia kehamilan 14-16 minggu dan sangat berespon terhadap hormon, sehingga dapat diterapi secara konservatif. Kista jarang menghilang dengan sendirinya jika berukuran lebih dari 5cm atau ia memiliki morfologi yang kompleks. Kista dengan morfologi sederhana dan berukuran kurang dari 6cm memiliki resiko kurang dari 1% untuk menjadi ganas.
Kista fungsional yang bertahan lebih dari 20 minggu usia gestasi patut dicurigai merupakan keganasan dan sayangnya pemeriksaan serum CA125 tidaklah akurat untuk dilakukan pada saat masa kehamilan.
Jika kista dicurigai ke arah kista ganas dan atau memiliki gejala yang sangat mengganggu pada sang Ibu (nyeri dan rasa nyaman yang hebat, sering menimbulkan kontraksi prematur), tatalaksana bedah dapat dilakukan pada trimester kedua kehamilan.
Pemeriksaan pencitraan (imaging) seperti USG merupakan media diagnostik utama untuk mendeteksi kista ovarium. Pada USG akan dievaluasi morfologi dari kista ovarium tersebut. Biasanya akan dilakukan USG transvaginal untuk mendapatkan hasil evaluasi morfologi yang lebih detail. Follow-up USG perlu dilakukan untuk menilai perkembangan kista ovarium dan untuk mengeksklusi kista ganas. Jika diperlukan pencitraan tambahan pada Ibu hamil, dapat dilakukan MRI.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk skrining apakah kista tersebut jinak atau ganas adalah pemeriksaan tumor marker CA125.
Jangan sampai terlewat untuk membeli korset hamil yah Moms! Ini menjadi salah satu cara mengatasi sakit perut saat hamil adalah dengan menggunakan korset hamil. Saat hamil besar, postur tubuh ibu cenderung membungkuk, korset hamil ini didesain untuk mencegah perubahan postur tubuh pada saat hamil. Dapat digunakan setiap hari untuk mendukung aktivitas ibu hamil
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM