Mengenal Perbedaan PCO dan PCOS, Gangguan Reproduksi Wanita

calendar icon

26 Nov 2021

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

Pra-kehamilan

Mengenal Perbedaan PCO dan PCOS, Gangguan Reproduksi Wanita

Meskipun namanya sangat mirip, PCO dan PCOS adalah dua kondisi yang berbeda. Yuk, kenali lebih jauh tentang dua kondisi ini dan bagaimana perbedaan PCO dan PCOS melalui penjelasan berikut Moms!

PCO

PCO (polycystic ovaries) biasa juga disebut dengan kista ovarium (ovarian cysts) adalah kondisi di mana terdapat banyak sel telur yang menempel pada dinding ovarium atau indung telur.

Biasanya, seorang wanita akan memiliki setidaknya 1 buah cyst (kista) di sepanjang hidupnya. Namun, jika terdapat lebih dari satu cyst maka inilah yang disebut dengan PCO.

Kondisi ini cukup umum terjadi di kalangan wanita dan dibedakan menjadi beberapa tipe, sebagai berikut.

  • Dermoid cyst, yaitu sejenis kantung kecil yang bertumbuh dan berisi rambut, lemak dan jaringan lainnya.
  • Cystadenomas, yaitu sel non kanker yang tumbuh di bagian luar dinding ovarium.
  • Endometriomas, yaitu jaringan yang seharusnya tumbuh di dalam rahim tetapi tumbuh di luar rahim dan membentuk kista.

1. Penyebab PCO

Kebanyakan polycystic ovaries disebabkan oleh fungsional cyst yaitu kondisi di mana folikel yang berisi sel telur tidak pecah. Akibatnya terbentuk benjolan kecil pada permukaan indung telur sehingga menjadi kista.

Wanita yang sudah pernah memiliki kista ovarium, akan berisiko memiliki kista yang lebih banyak atau PCO.

2. Gejala PCO

Kebanyakan kasus olycystic vvaries tidak menunjukkan gejala. Namun, seiring pertumbuhan kista yang semakin banyak, Anda mungkin akan mengalami gejala sebagai berikut:

  • nyeri pada area panggul terutama jika bergerak,
  • nyeri pada perut saat haid ataupun sebelumnya,
  • merasa nyeri setelah berhubungan seks,
  • rasa nyeri pada payudara,
  • merasa penuh dan berat di perut bagian bawah,
  • perut terasa kembung dan bengkak, serta
  • mual dan muntah.

Jika Anda mengalami gejala di atas sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter untuk mencegah PCO semakin parah.

Pada kasus PCO yang parah, akan menunjukkan gejala seperti:

  • nyeri panggul yang tak tertahankan,
  • demam,
  • pusing,
  • pingsan, dan
  • nafas terengah-engah.

Jika gejala ini terjadi sebaiknya segera mencari pertolongan medis. Jika tidak segera ditangani akan berisiko menyebabkan berbagai komplikasi penyakit yang serius.

3. Cara Mengatasi PCO

Pada dasarnya, polycystic ovaries atau kista ovarium adalah kondisi yang umum terjadi pada wanita dan bukan merupakan penyakit yang parah.

Biasanya, kista pada ovarium dapat hilang sendiri dalam beberapa bulan. Terutama jika Anda mengalaminya di usia yang masih muda.

Anda hanya perlu melakukan konsultasi dan pemeriksaan rutin untuk mengetahui apakah kista yang Anda miliki mulai mengecil atau sudah menghilang sama sekali.

Namun, jika dalam waktu beberapa bulan, kista Anda masih ada, maka dokter mungkin akan melakukan berbagai tindakan pengobatan berikut.

Pemberian kontrasepsi hormonal

Pil KB untuk PCOS disinyalir sebagai salah satu upaya untuk membantu menghilangkan kista ovarium. Namun, keampuhan metode ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Mengutip penelitian yang diterbitkan oleh American Family Phycician, disimpulkan bahwa konsumsi pil kontrasepsi dinilai tidak efektif dalam mengatasi PCO.


Baca Juga:
Cek ini Jenis Olahraga Untuk Penderita PCOS, Moms Wajib Catat!


bannerbanner

Tindakan operasi

Pilihan pengobatan lainnya yang biasanya dokter lakukan adalah operasi pengangkatan kista. Operasi ini dapat dilakukan dengan prosedur laparoskopi ataupun laparatomi.

Laparoskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk memasukkan selang berkamera dan penjepit. Prosedur ini minim risiko dan hanya menyisakan luka kecil di perut.

Adapun laparotomi adalah prosedur yang mirip dengan laparoskopi, tetapi sayatan yang dibuat lebih lebar. Ini untuk mengangkat kista yang cukup besar

perbedaan pco dan pcos

PCOS

PCOS adalah singkatan dari polycystic ovary syndrome, yaitu gangguan hormonalyang dialami oleh wanita dewasa yang menyebabkan sel telurnya sulit matang.

Sel-sel telur yang tidak matang tersebut gagal dilepaskan menuju rahim. Akibatnya terjadi penumpukan dalam ovarium. Kondisi inilah yang disebut dengan PCOS.

Tidak banyak wanita yang mengalami PCOS. Melansir jurnal Human Reproduction Oxford, hanya terdapat 2,2% hingga 26,7% wanita usia 15 sampai 44 tahun yang mengalami kondisi ini.

1. Penyebab PCOS

Adapun penyebab polycystic ovary syndrome adalah gangguan metabolisme yang menyebabkan tubuh memproduksi hormon androgen atau hormon lelaki yang lebih banyak.

Akibatnya wanita yang mengalami PCOS akan kesulitan memproduksi sel telur ataupun sulit mematangkan sel telurnya.

Gangguan metabolisme ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain.

Faktor keturunan

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Endocrine menyebutkan bahwa faktor gen dalam keluarga dapat menyebabkan kondisi PCOS.

Resistensi insulin

Sekitar 7 dari 10 penderita PCOS mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana insulin dalam tubuh tidak mampu mengolah gula dengan baik. Kondisi ini biasanya dialami oleh penderita diabetes.

Adanya peradangan

Penderita PCOS biasanya mengalami gangguan pada sel darah putih yang mengakibatkan tubuh sulit mengatasi peradangan.

2. Gejala PCOS

Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami PCOS. Pasalnya, PCOS tidak menunjukkan gejala nyeri seperti yang terjadi pada PCO.

Biasanya wanita baru mengetahui kondisinya setelah memeriksakan diri ke dokter akibat mengalami kenaikan berat badan yang sulit terkontrol atau sulit memiliki anak.

Secara umum, kondisi polycystic ovary syndrome menunjukkan gejala-gejala berikut ini.

Gangguan menstruasi

Office and Women’s Health menyatakan bahwa wanita yang mengidap PCOS biasanya hanya mengalami haid sebanyak kurang dari 8 kali dalam setahun.

Menstruasi berat

Selain menstruasi yang jarang, pengidap PCOS bisa saja mengeluarkan darah dalam jumlah yang lebih banyak daripada menstruasi normal.

Tumbuh bulu di tempat yang tidak biasa

Lebih dari 7 dari 10 penderita PCOS mengalami pertumbuhan bulu di area wajah, perut dan dada.

Tumbuh jerawat di berbagai tempat

Tubuh wanita yang mengidap PCOS akan ditumbuhi jerawat yang tidak hanya pada wajah tapi juga di dada, dada dan punggung dalam jumlah yang cukup banyak.

Kulit semakin gelap dan berminyak

Kondisi PCOS akan menunjukkan gejala kulit yang berminyak dan semakin gelap terutama di area leher, selangkangan dan bagian bawah payudara.


Baca Juga:
4 Jenis Olahraga Yang Aman Untuk Penderita PCOS


Mengalami kenaikan berat badan

Gejala yang paling umum terjadi pada penderita PCOS adalah berat badan berlebih. Sekitar 8 dari 10 penderitanya mengalami kondisi ini.

Rambut rontok

Rambut wanita yang menderita PCOS akan mengalami penipisan, rontok bahkan botak di area pucuk kepala.

Sakit kepala

Perubahan hormon yang terjadi pada kondisi PCOS menyebabkan penderitanya sering mengalami sakit kepala

3. Cara Mengatasi PCOS

Berbeda dengan kista ovarium, pengobatan PCOS cenderung lebih rumit karena kista dapat berkembang semakin ganas sehingga berisiko kanker.

Pengobatan kondisi ini biasanya dilakukan sesuai dengan keluhan yang ditimbulkannya.

  • Untuk melancarkan siklus haid, dokter akan menganjurkan konsumsi pil hormonal dan terapi progestin. Terapi ini juga bertujuan untuk mencegah terbentuknya sel kanker.
  • Untuk membantu menaikkan kesuburan, dokter akan memberikan obat-obatan seperti pil anti-estrogen, letrozole, metformin dan suntik gonadotropins.
  • Untuk mengurangi pertumbuhan bulu, dokter akan memberikan obat-obatan hormonal seperti spironolactoneeflornithine, atau elektrolisis.

Selain pemberian obat-obatan, tindakan operasi untuk mengangkat kista mungkin diperlukan jika kista pada PCOS semakin ganas dan berisiko kanker

Untuk mengurangi keparahan PCOS, Anda sebaiknya menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dan diet rendah karbo.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM