27 Aug 2021
Anggraini Nurul F
Endometrium berubah sepanjang siklus menstruasi sebagai respons terhadap hormon. Selama periode pertama dari siklus menstruasi, hormon estrogen dibuat oleh ovarium yang nantinya akan menghasilkan estrogen.
Estrogen ini menyebabkan selaput tumbuh dan menebal untuk mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Di tengah siklus, sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium (ovulasi). Setelah ovulasi, kadar hormon lain yang disebut progesteron mulai meningkat.
Progesteron menyiapkan endometrium untuk menerima dan memelihara telur yang telah dibuahi. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar estrogen dan progesteron menurun. Penurunan progesteron memicu menstruasi, atau meluruhnya lapisan dinding rahim yang tadinya menebal. Setelah lapisan benar-benar luruh, siklus menstruasi baru dimulai.
Perlu diketahui, ada beberapa pemicu yang dapat membuat lonjakan kadar estrogen tapi sedikit progesteron, yaitu:
Bisa jadi Moms, Perihal pertanyaan wanita dengan hipeplasia endometrium maka kemungkinan ovulasinya tidak teratur sehingga sulit untuk menentukkan masa subur yang berakibat pada sulitnya untuk terjadinya kehamilan. Haid yang disertai muntah tidak berarti merupakan tanda susah hamil.
Penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium bisa diakibatkan kadar hormon estrogen yang tinggi tanpa disertai hormon progesteron. Hormon progesteron itu sendiri terbentuk karena adanya ovulasi atau pelepasan sel telur. Jika ovulasi tidak terjadi maka hormone estrogen semakin meningkat dan dinding rahim akan semakin menebal. Hal ini sering terjadi pada wanita menopause atau premenopause. Selain menopause ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi ini.
Faktor risiko terjadinya penebalan dinding rahim :
Meski endometriosis dapat mengganggu kesuburan, ada beberapa solusi yang mungkin bisa dijalani pasien agar bisa hamil, tergantung pada usia dan tingkat keparahan endometriosisnya. Di antaranya adalah:
1. Inseminasi buatan
Inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI) biasanya disarankan untuk perempuan dengan endometriosis yang masih tergolong ringan, tuba falopi yang normal, serta memiliki pasangan dengan kualitas sperma baik. Upaya ini biasanya didukung dengan pemberian obat-obatan peningkat kesuburan.
2. In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.
Metode lain yang dianjurkan adalah in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung. IVF biasanya dilakukan jika upaya kehamilan melalui IUI dan pemberian obat-obatan kesuburan tidak berhasil. Namun, prosedur bayi tabung ada juga yang bisa langsung dilakukan tanpa melalui IUI. Kondisi ini lebih dianjurkan pada wanita dengan berusia di atas 35 tahun yang mengalami endometriosis stadium 3 atau 4, dan memiliki lebih dari satu faktor yang meningkatkan risiko infertilitas.
3. Operasi
Dalam kondisi yang cukup berat, jaringan endometriosis perlu diangkat melalui tindakan pembedahan (operasi). Hal ini bertujuan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri akibat endometriosis.
Meski begitu, operasi ini mungkin perlu dilakukan lebih dari satu kali, sehingga dapat terbentuk jaringan parut pada bekas luka operasi.
Jangan lupa kunjungi website kami yah Moms di www.mooimom.id
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM