18 Jun 2021
Dinda Ayu Saraswati
Persalinan
Persalinan
Apakah Moms berencana melahirkan normal di rumah? Itu artinya, Moms harus persiapkan beberapa hal agar persalinan lancar. Jika kondisi Moms dan bayi sehat, sebetulnya proses persalinan boleh saja dilakukan di rumah, meski lebih baik dilakukan di fasilitas medis yang lengkap.
Meskipun lebih baik melahirkan di fasilitas medis, namun terkait kasus COVID-19 ini menjadikan beberapa rumah sakit atau rumah bersalin menerapkan pembatasan atau bahkan tidak memberikan izin pada anggota keluarga untuk mendampingi ibu hamil saat persalinan.
Sejumlah studi di luar negeri menunjukkan bahwa melahirkan normal di rumah sama amannya dengan melahirkan di rumah sakit, terutama jika ibu hamil dan bayi memang berisiko rendah mengalami komplikasi persalinan. Akan tetapi, belum ada penelitian di dalam negeri yang dapat memastikan bahwa melahirkan di rumah aman untuk dilakukan. Selain itu, perlu diingat bahwa selama persalinan ibu tetap harus selalu didampingi oleh bidan atau dokter.
Hal ini karena bisa saja selama persalinan ibu hamil membutuhkan penanganan medis tertentu, seperti induksi, episiotomi, atau bahkan operasi caesar.
Selain karena alasan diperlukannya tindakan medis tertentu, jarak antara rumah dan rumah sakit atau rumah bersalin pun harus cukup dekat. Alasannya adalah agar saat persalinan tidak berjalan lancar, ibu dapat segera dirujuk ke rumah sakit. Karena itu, para dokter dan bidan lebih menganjurkan para ibu untuk melahirkan di rumah sakit.
Memang ada banyak pro dan kontra terkait melahirkan di rumah. Mereka yang kontra menganggap melahirkan normal di rumah berisiko tinggi karena jika ada situasi darurat, bisa jadi peralatan yang tersedia hanya ada di rumah sakit. Belum lagi budaya yang berkembang bahwa melahirkan perlu dilakukan di rumah sakit.
Namun bagi mereka yang pro, ada banyak juga kelebihan melahirkan di rumah ketimbang di klinik bersalin, seperti mengurangi intervensi medis yang tidak diperlukan. Moms merasa lebih nyaman dan tenang karena berada di rumah sendiri, serta Moms bisa menentukan posisi yang diinginkan.
Menjawab pertanyaan apakah kemungkinan terjadi komplikasi atau masalah pada bayi setelah lahir, dikutip dari American College of Obstetricians and Gynecologists, tim dari beberapa universitas di Amerika Serikat meneliti selama 10 tahun terakhir tentang persalinan di rumah terutama di negara-negara maju.
Hasilnya, di Belanda yang merupakan negara dengan tingkat persalinan di rumah tertinggi, tidak ada peningkatan signifikan dari persentase risiko komplikasi bayi. Kemungkinan kematian bayi adalah 0,15% untuk persalinan di rumah sakit dan 0,18% untuk persalinan di rumah. Walaupun demikian, tetap ada risiko kematian bayi dengan proses melahirkan di rumah. Selain itu, ada juga risiko bayi mengalami kejang pasca lahir dan gangguan fungsi saraf.
Sebelum memutuskan akan menempuh proses melahirkan di rumah atau di rumah sakit, ibu hamil perlu memahami risiko apa saja yang akan dialaminya.
Semakin detil persiapan yang Anda lakukan, semakin besar kemungkinan persalinan di rumah berjalan dengan lancar. Mulai dari peralatan apa saja yang harus disiapkan, di mana lokasi persalinan akan dilakukan, dan apa tindakan untuk bayi setelah lahir, perlu dipersiapkan dengan matang untuk menghindari risiko persalinan yang tidak diinginkan.
Agar melahirkan normal di rumah berjalan lancar, berikut persiapan melahirkan di rumah sendiri yang perlu diperhatikan ibu hamil:
1. Riset Terlebih Dulu
Akan sangat jarang Moms bisa menemukan dokter obgyn yang mau datang untuk membantu persalinan di rumah. Dengan pendidikan dan sekolah yang panjang, dokter obgyn diajarkan bagaimana proses melahirkan adalah suatu peristiwa medis berpotensi mengalami komplikasi.
Di beberapa negara, dokter naturopati lah yang banyak menolong pasien untuk melahirkan di rumah. Meski demikian, seorang bidan menjadi kandidat yang paling mungkin.
Pastikan Moms memilih praktisi yang punya pengalaman sebelumnya. Wajib bertanya berapa banyak persalinan yang pernah ditanganinya. Tanyakan hal yang sama kepada asisten dokter.
2. Bersiap Akan Keadaan Darurat
Rencanakan lah keadaan darurat dan pastikan praktisi yang akan membantumu melahirkan di rumah membawa peralatan medis sesuai. Maka dari itu, saat ‘mewawancarainya’, ajukan pertanyaan spesifik tentang berbagai komplikasi yang pernah ditanganinya ketika melahirkan di rumah.
Praktisi harus mempunyai pengetahuan dan peralatan yang diperlukan untuk menyadarkan bayi baru lahir, memberikan obat jika pendarahan, serta menjahit vagina dengan kerobekan ‘parah’.
Dalam keadaan darurat itu, praktisi harus mmebawa cairan infus, tangki oksigen, masker oksigen dengan berbagai ukuran bayi. Dia juga harus membawa alat oksigen untuk dewasa serta perlengkapan ‘jahit’ sebelum proses melahirkan di rumah dilakukan.
3. Punya Daftar Rumah Sakit Terdekat
Tetap punya daftar rumah sakit pilihan Moms jika memilih proses melahirkan di rumah. Pastikan Moms selalu punya rencana cadangan yang dipikirkan dengan matang sebelum melahirkan di rumah.
Sangat penting untuk memiliki akses yang dekat ke rumah sakit untuk berjaga-jaga kalau pada akhirnya membutuhkan lebih banyak perawatan medis. Karena tidak aman jika merencanakan melahirkan di rumah di mana Anda atau praktisi tidak mau pergi ke rumah sakit dalam kondisi apa pun.
4. Pertimbangkan untuk Tetap Mendaftar Kelahiran di Rumah Sakit
Pasien yang memilih melahirkan di rumah perlu mempertimbangkan poin ini. Mereka perlu tetap mendaftar ke rumah sakit walaupun ingin melahirkan di rumah.
Pergi tes laboratorium prenatal dan USG selama hamil di rumah sakit bisa menjadi pilihan alternatif. Dengan begitu, asuransi bisa digunakan. Jika pasien akhirnya dipindahkan ke rumah sakit, catatan medis sudah ada dalam arsip.
5. Pelajari Risikonya
Menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Obstetrics & Gynecology, risiko kematian bayi baru lahir saat proses melahirkan di rumah hampir dua kali lipat. Ini dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan di rumah sakit.
Meski sudah memiliki rencana darurat yang baik, Moms bisa kehilangan waktu berharga dalam perjalanan ke rumah sakit. Wanita yang melahirkan di rumah lebih mungkin mengalami masalah seperti perdarahan postpartum dan persalinan berjalan lambat.
6. Tidak Selalu Harus Water Birth
Memilih melahirkan di rumah tidak harus water birth. Gambaran tentang melahirkan di rumah bisa dicari melalui online atau YouTube. Tidak semua proses melahirkan di rumah harus water birth.
Salah satu kesenangan melahirkan di rumah bisa memilih di mana pun tempat yang nyaman saat proses persalinan. Moms bisa melahirkan dengan nyaman di sofa, tempat tidur, bahkan bath tub.
7. Biaya Melahirkan di Rumah
Ketahui biaya melahirkan di rumah. Umumnya, biayanya akan lebih mahal dibandingkan melahirkan di rumah sakit karena sangat private dan berisiko. Umumnya di luar negeri biayanya sekitar US$1,500 (Rp19 jutaan) hingga US$3 ribu (Rp40 jutaan).
Semua tergantung bagaimana proses yang Moms inginkan saat melahirkan di rumah. Biaya tersebut sudah termasuk perawatan prenatal dan enam minggu setelah postpartum.
Selain mempersiapkan 7 hal di atas, Moms juga harus persiapkan kondisi kesehatan tubuh dengan mengonsumsi suplemen kehamilan PRENAVITA Milk Vanilla secara rutin.
Mengandung asam folat untuk mencegah kecacatan bayi saat lahir nanti. Dapatkan di www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM