07 Nov 2021
Anggraini Nurul F
7-12 bulan
7-12 bulan
Kanker darah adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Ketika mengalami kanker darah, sel darah putih yang meningkat jumlahnya tidak mampu melindungi tubuh anak dari infeksi, bahkan berbalik menyerang sel-sel di dalam tubuh sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, terutama penyakit infeksi.
Kanker darah terjadi akibat adanya mutasi atau perubahan sifat genetik pada sel darah, sehingga sel-sel ini tumbuh secara tidak terkendali. Namun hingga saat ini, hal yang memicu mutasi sel penyebab kanker darah ini belum diketahui secara pasti.
Meski penyebabnya belum diketahui, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya leukemia pada anak. Salah satunya adalah kelainan genetik, seperti sindrom Down, sindrom Li-Fraumeni, neurofibromatosis pada anak, dan anemia Fanconi.
Selain itu, paparan radiasi atau gelombang elektromagnetik (SUTET) dan ibu hamil yang sering mengonsumsi alkohol diyakini juga dapat meningkatkan risiko leukemia pada anak. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Kanker darah membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat membahayakan nyawa anak. Orang tua sebaiknya mengetahui beberapa gejala kanker darah yang patut diwaspadai, yaitu:
Kanker darah membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat membahayakan nyawa anak. Orang tua sebaiknya mengetahui beberapa gejala kanker darah yang patut diwaspadai, yaitu:
1. Wajah pucat
Kanker darah dapat menyebabkan penurunan sel darah merah (eritrosit). Rendahnya jumlah eritrosit akan menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah, sehingga anak bisa mengalami anemia dan menimbulkan gejala berupa pucat, lemas, mudah lelah, dan sesak napas.
2. Rentan terkena infeksi
Pada leukemia, sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh dari infeksi jumlahnya meningkat. Meski begitu, sel-sel ini tidak berfungsi secara normal. Hal inilah yang menyebabkan anak menjadi lebih rentan terkena infeksi. Gejalanya bisa berupa demam berkepanjangan.
3. Mudah mengalami perdarahan
Anak yang menderita leukemia juga mudah mengalami perdarahan, karena terjadi penurunan jumlah trombosit. Jumlah trombosit yang rendah akan mengganggu proses pembekukan darah, sehingga perdarahan lebih mudah terjadi. Gejalanya berupa mudah memar, gusi berdarah, dan sering mimisan.
4. Nyeri tulang dan sendi
Nyeri pada tulang dan sendi sering dirasakan oleh anak yang mengalami leukemia. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan sel-sel darah putih yang abnormal di bagian tersebut.
5. Kesulitan bernapas
Kanker darah pada anak bisa memengaruhi kelenjar timus. Karena letaknya di leher, pembengkakan pada kelenjar ini dapat menekan trakea dan membuat anak sulit bernapas. Kesulitan bernapas juga dapat terjadi akibat adanya penumpukan sel-sel abnormal di pembuluh darah paru-paru.
6. Kehilangan nafsu makan dan nyeri perut
Bila sel abnormal menumpuk di hati, ginjal, dan limpa, maka organ-organ tersebut akan membengkak dan menekan organ lainnya. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada perut dan rasa tidak nyaman. Pada anak yang mengalami leukemia, nafsu makannya juga sering menurun.
7. Pembengkakan kelenjar
Sel-sel darah putih pada anak yang menderita leukemia juga sering mengumpul di kelenjar getah bening. Hal ini akan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tersebut. Gejalanya berupa benjolan di leher, dada, ketiak, atau pangkal paha.
Waspadailah gejala kanker darah pada anak. Ketika anak mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter atau dokter anak ahli hemato-onkologi untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Dokter spesialis hematologi onkologi (dokter spesialis darah dan kanker) akan menentukan jenis pengobatan yang dilakukan berdasarkan jenis leukemia dan kondisi pasien secara keseluruhan. Berikut ini beberapa metode pengobatan untuk mengatasi leukemia:
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM