22 May 2021
Ika
Keterlambatan berbicara (delayed speech) menandai kesulitan seorang anak memahami dan atau menggunakan bahasa lisan dalam percakapan sehari-hari.
Kesulitannya beragam. Bisa jadi ketika:
mengucapkan kata-kata pertama atau kata-kata pembelajaran
menyusun kata-kata untuk membuat kalimat
membangun kosakata
memahami kata atau kalimat.
Beberapa keterlambatan bicara dikaitkan dengan kondisi seperti gangguan spektrum autisme (ASD), sindrom Down atau tuli dan gangguan pendengaran. Banyak pula yang terjadi dengan sendirinya.
Keterlambatan bicara berbeda dengan penundaan berbahasa (delayed language) atau gangguan perkembangan bahasa (developmental language disorder).
Keterlambatan berbicara adalah ketika anak-anak mengalami kesulitan mengucapkan bunyi dalam kata-kata. Kondisi ini membuat ucapan mereka sulit dimengerti. Anak-anak dengan keterlambatan berbicara mungkin memiliki kemampuan bahasa yang bagus. Artinya, mereka memahami kata dan kalimat dengan baik dan dapat membentuk kalimat dengan benar.
Jika seorang anak mengalami keterlambatan bahasa yang tidak kunjung hilang, mungkin itu pertanda gangguan perkembangan bahasa. Anak-anak dengan gangguan perkembangan bahasa mengalami kesulitan memahami dan atau berbicara. Kesulitan ini memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka.
Anak-anak yang didera keterlambatan berbicara belum tentu mengalami keterlambatan bahasa atau gangguan perkembangan bahasa. Dan tidak semua anak yang mengalami keterlambatan bahasa mengalami masalah dalam berbicara.
Anak-anak mengembangkan bahasa dengan kecepatan berbeda. Jadi membandingkan anak Moms dengan anak lain pada usia yang sama mungkin tak membantu kita mengetahui apakah Si Kecil mengalami keterlambatan berbicara.
Sebaiknya mencari nasihat profesional jika Moms melihat salah satu dari tanda-tanda berikut pada Si Kecil sesuai perkembangan usianya.
Pada 12 bulan
Si Kecil tak mencoba berkomunikasi dengan Moms menggunakan suara, gerak tubuh dan atau kata-kata, terutama saat membutuhkan bantuan atau menginginkan sesuatu.
Setelah 2 tahun
tidak mengatakan sekitar 50 kata yang berbeda
tidak menggabungkan dua kata atau lebih menjadi satu—misalnya “Aku ingin minum lagi.”
tidak menghasilkan kata-kata secara spontan—artinya Si Kecil hanya menyalin kata atau frasa dari orang lain
tampaknya tidak memahami instruksi atau pertanyaan sederhana—misalnya “Bapak di mana?”
Pada usia dua tahun, sekitar 1 dari 5 anak menunjukkan tanda-tanda mengalami keterlambatan berbicara, seperti disitir dari laman Raising Children.
Sekitar 3 tahun
tidak menggabungkan kata-kata menjadi frasa atau kalimat yang lebih panjang—misalnya “Apakah Ibu bisa membantuku?”
tampaknya tidak memahami petunjuk atau pertanyaan yang lebih panjang—misalnya “Anak, kamu ingin makan siang apa hari ini?”
sedikit atau tidak tertarik pada buku
tidak mengajukan pertanyaan.
Pada usia 4-5 tahun ke atas
Beberapa anak masih mengalami kesulitan berbicara saat mereka mulai memasuki usia prasekolah atau sekolah. Jika kesulitan ini tidak dapat dijelaskan oleh hal-hal lain seperti gangguan spektrum autisme (ASD) atau gangguan pendengaran, bisa jadi ia mengalami gangguan perkembangan bahasa.
Ciri-ciri anak dengan gangguan perkembangan bahasa:
berjuang untuk mempelajari kata-kata baru dan melakukan percakapan
menggunakan kalimat pendek, dan seringkali melupakan kata-kata penting dalam kalimat
menanggapi hanya sebagian dari instruksi
berjuang untuk menggunakan bentuk lampau, sekarang, atau masa depan dengan benar
merasa sulit menggunakan kata-kata yang tepat saat berbicara
mungkin tidak mengerti arti kata, kalimat atau cerita.
Lantaran penyebabnya berbeda-beda pada setiap anak, cara mengatasi keterlambatan berbicara pun tak bisa diseragamkan. Selain berkonsultasi pada ahlinya, Moms harus tetap mendampingi Si Kecil. Walaupun memiliki keterbatasan, kini, ia tetaplah anak Moms.
Jangan lupa lengkapi nutrisi selama menyusui. Salah satunya dengan mengasup suplemen pendukung menyusui Prenavita Honey Lychee. Suplemen ini dapat diperoleh lewat situs Mooimom, penyedia kebutuhan ibu dan anak.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM