09 Jul 2021
Salsabila P R
Tips Menyusui
Tips Menyusui
Vaksinasi adalah cara yang aman dan efektif untuk mencegah penyakit dan menyelamatkan nyawa. Saat ini banyak vaksin yang telah tersedia untuk melindungi terhadap setidaknya 20 penyakit, seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak. Bersama-sama, vaksin ini menyelamatkan nyawa hingga 3 juta orang setiap tahun.
Ketika seseorang divaksinasi, tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Beberapa orang, seperti mereka yang sakit parah, disarankan untuk tidak mendapatkan vaksin tertentu, jadi mereka bergantung pada semua orang yang telah divaksinasi sehingga dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit.
Selama pandemi COVID-19, vaksinasi tetap menjadi hal yang sangat penting. Berdasarkan World Health Organization, vaksin mengurangi risiko terkena penyakit dengan cara bekerja pada pertahanan alami tubuh Moms untuk membangun perlindungan. Ketika Moms mendapatkan vaksin, sistem kekebalan Moms akan merespons dengan cara:
Oleh karena itu, vaksin adalah cara yang aman dan cerdas untuk menghasilkan respons imun dalam tubuh, tanpa menyebabkan penyakit. Lebih dari itu, sistem kekebalan tubuh manusia dirancang untuk mengingat. Setelah terpapar satu atau lebih dosis vaksin, manusia biasanya tetap terlindungi dari penyakit selama bertahun-tahun, puluhan tahun, atau bahkan seumur hidup. Inilah yang membuat vaksin sangat efektif. Alih-alih mengobati penyakit setelah itu terjadi, vaksin mencegah manusia dari sakit.
Dikutip dari laman Children’s Hospital of Richmond at VCU, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan Academy of Breastfeeding Medicine (ABM), keduanya merekomendasikan agar vaksin COVID-19 ditawarkan kepada individu yang menyusui, mirip dengan individu yang tidak menyusui, ketika tersedia bagi mereka.
Kemudian, WHO menganjurkan untuk memberikan Ibu hamil dan Ibu menyusui untuk divaksinasi jenis CoronaVac Sinovac, Ofxford/AstraZeneca, Moderna dan Pfizer BioNTech apabila manfaat dinilai lebih besar dari risiko, misalnya pada kelompok yang rentan. Lalu, WHO kembali menuturkan yakni memang data mengenai penggunaan vaksin COVID-19 pada Ibu hamil dan menyusui masih terbatas, vaksin tipe inactivated untuk penyakit lainnya seperti hepatitis B dan tetanus masih dapat digunakan karena aman.
Kaitan vaksinasi pada Ibu menyusui dengan bayi yang masih bergantungan ASI, MU Health Care menjelaskan bahwa bayi memiliki respons yang bervariasi terhadap COVID-19. Beberapa sakit dengan gejala saluran pernapasan atas, sementara yang lain sakit parah. Beberapa lagi bisa tanpa gejala, artinya mereka memiliki virus tetapi tidak menunjukkan gejala.
Sebuah penelitian menegaskan bahwa jika seorang wanita hamil atau menyusui di vaksin, antibodi dengan aman berpindah dari ibu ke anaknya yang belum lahir melalui plasenta atau melalui ASI. Memiliki antibodi menunjukkan bahwa bayi mungkin memiliki kekebalan alami yang diturunkan oleh ibu mereka, membantu mengurangi risiko infeksi atau tingkat keparahan virus.
Hal ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilansir dari Helathline.com pada artikelnya yang berjudul Infants Can Benefit If Breastfeeding Mothers Are Given a COVID-19 Vaccine, wanita yang divaksinasi dan sedang menyusui dapat menularkan perlindungan COVID-19 kepada bayinya. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) menemukan bahwa vaksinasi COVID-19 mendorong sekresi antibodi yang kuat dalam ASI hingga 6 minggu setelah vaksinasi.
Dalam studi tersebut, para peneliti ingin mengetahui apakah antibodi SARS-CoV-2 disekresikan ke dalam ASI. Maka, penelitian melibatkan 84 wanita yang menerima 2 dosis vaksin Pfizer-BioNTech dengan jarak 21 hari. Peneliti mengumpulkan sampel ASI sebelum vaksin pertama, yakni dimulai 2 minggu setelah dosis pertama dan para peneliti mulai mengambil sampel seminggu sekali selama 6 minggu. Hanya 2 minggu setelah vaksin pertama, ada peningkatan signifikan dalam tingkat antibodi. Kemudian terdapat lonjakan lain dalam tingkat antibodi setelah vaksin kedua.
Masih terdapat banyak pertanyaan seputar ASI terhadap Ibu yang menyusui sehingga walaupun pemerintah telah menganjurkan Ibu hamil dan menyusui untuk divaksinasi, namun keraguan akan banyak hal pun muncul. Jangan khawatir ya, Moms. Kita bahas pertanyaan yang seringkali muncul seperti apa yang telah dikutip Children’s Hospital of Richmond at VCU berdasarkan penelitian.
Bisakah vaksin memengaruhi pasokan ASI?
Ini adalah pertanyaan umum, ya Moms. Tetapi jawabannya adalah tidak. Hal ini didasarkan pada apa yang telah diteliti dan diamati sejauh ini dengan vaksin COVID, serta vaksin lain yang tidak mengurangi pasokan ASI.
Apakah bayi akan merasakan gejala apapun setelah Ibu menyusui mendapatkan vaksin?
Tidak, ya, Moms. Sampai saat ini, peneliti tidak memiliki laporan tentang bayi yang menyusui dan mengalami efek samping dari vaksin COVID ibu dan peneliti tidak melihat dampak pada bayi yang Ibunya menerima vaksin lain.
Apakah ibu perlu memompa dan membuang ASI mereka untuk jangka waktu setelah vaksin?
Bagi banyak Ibu, membuang sebagian susu mereka adalah hal yang membuat stres! Tidak perlu "memompa dan membuang" susu setelah menerima vaksin COVID. Jadi, Moms bisa menyusui bayi seperti biasa sebelum Moms mendapatkan vaksin.
Kemudian, ada beberapa aturan yang Moms harus patuhi ketika menyusui selama pandemi COVID-19 ini, berikut diantaranya:
Tapi, Moms harus ingat, selain vaksin, Moms harus selalu mematuhi berbagai protokol kesehatan, mengonsumsi makanan yang bergizi untuk menjaga daya tahan tubuh serta memastikan peralatan yang digunakan bebas dari bakteri. Mungkinkah?
59S Box Sterilizer Portable membuat 99,9% bakteri mati dalam 3 menit, menghilangkan bau, penyimpanan anti bakteri, portable dan bisa mensterilisasi semua barang. Apapun yang Moms ingin steril, semua bisa disteril! Pastikan keluarga sehat tanpa bakteri dengan memiliki 59S Box Sterilizer Portable yang bisa Moms dapatkan di www.mooimom.id, ya Moms!
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM