Perut Bayi Kembung dan Berbunyi, Pertanda Apa?

calendar icon

03 Mar 2021

author icon

Ika

category icon

Perut Bayi Kembung dan Berbunyi, Pertanda Apa?

Dalam kondisi normal, kebanyakan perut bayi memang keras dan membesar, terutama setelah ia kenyang menyusu. Setelah beberapa saat, perut akan mengempis dan lebih lunak. Jika tetap mengeras, kemungkinan ada gas yang terperangkap di dalam perut bayi. Gas yang terperangkap ini menyebabkan perut Si Kecil kembung.

Perut kembung memang merupakan masalah yang kerap terjadi pada bayi, terutama bayi baru lahir. Perut kembung pada bayi sering kali menyebabkan bayi rewel dan menangis pada malam hari. Hal ini terutama disebabkan karena sistem pencernaan bayi yang masih berkembang.

Perut bayi berbunyi sebenarnya merupakan hal yang normal dan merupakan pertanda sistem pencernaan Si Kecil berfungsi dengan baik. Bunyi perut akan berkurang dan berhenti saat Si Kecil tidur. Namun, jika perut bayi berbunyi terdengar tidak teratur, berkurang atau bertambah nyaring setelah makan kemungkinan ada gas yang terperangkap di dalam perut.

Beberapa gejala yang terlihat saat bayi mengalami perut kembung dan berbunyi, adalah, bayi menangis lebih sering, perut bayi mengeras dan bila ditepuk secara perlahan akan timbul bunyi menggema, bayi lebih sering buang gas dan berbau, demam dan diare, serta sakit perut disertai muntah.

 

Penyebab Perut Bayi Kembung dan Berbunyi

Banyak hal bisa mengakibatkan perut Si Kecil kembung dan berbunyi. Moms dapat mengecek penyebab-penyebabnya, seperti uraian berikut ini.

  1. Si Kecil menelan udara terlalu banyak.

Pada bayi, udara bisa ikut masuk ke dalam saluran pencernaan yang biasanya disebabkan ia sering menangis. Selain itu, pemberian empeng atau pacifer yang bertujuan membuat Si Kecil tenang justru memicu masuknya udara ke saluran pencernaan. Udara yang masuk bisa terperangkap dalam usus atau tempat lainnya sehingga menyebabkan perut bayi kembung.

  1. Si Kecil minum terlalu cepat.

Pada bayi ASI, Si Kecil minum terlalu cepat karena aliran ASI yang terlalu deras dapat menyebabkan gas masuk dan terjebak di saluran pencernaan. Pada bayi yang menggunakan botol, Si Kecil minum terlalu cepat karena penggunaan dot botol susu dengan ukuran lubang terlalu besar.

  1. Si kecil minum susu formula.

Bayi yang meminum susu formula cenderung lebih sering mengalami gangguan pencernaan seperti kembung, konstipasi atau sulit BAB.

  1. Si Kecil tidak BAB setiap hari

Karena sistem pencernaan masih berkembang, kadang bayi tidak ruti BAB setiap hari, terutama pada bayi yang berusia lebih dari 6-8 minggu

  1. Si Kecil memiliki alergi dan intoleransi makanan

Perut kembung karena gas yang terkumpul dalam perut dapat terjadi jika bayi memiliki alergi dan intoleransi bahan makanan tertentu yang dikonsumsi ibu atau dalam susu formula. Jenis-jenis makanan pemicu gas yang bisa Moms hindari, antara lain; makanan kaya serat, buah-buahan seperti aprikot, pir, dan plum, sayuran hijau seperti brokoli, kubis brussel, asparagus, dan kubis, sayuran dengan kandungan tepung seperti kentang dan kembang kol, makanan berbahan tepung seperti pasta, minuman berkarbonasi dan produk susu.

  1. Posisi menyusui yang salah.

Posisi menyusui Moms yang salah dapat memicu perut Si Kecil kembung karena gas yang masuk ke saluran cerna sulit keluar.

 

Cara Mengatasi Perut Kembung dan Berbunyi

            Ada beberapa cara untuk mengatasi bayi yang kembung dan perutnya berbunyi. Simak langkah-langkah berikut ini, Moms.

  1. Perbaiki posisi bayi minum ASI.

Moms, sebaiknya posisikan kepala bayi berada lebih tinggi dari perutnya. Posisi ini akan membuat gas berada di atas saluran cerna, dan lebih mudah bagi bayi untuk mengeluarkannya saat sendawa.

  1. Sendawakan bayi setelah menyusu.

Moms, jangan sampai terlupa menyendawakan bayi setelah menyusu. Apabila bayi menyusu langsung, maka sendawakan bergantian setiap ganti payudara. Jika bayi minum dari botol, beri jeda lebih sering untuk menyendawakan Si Kecil. Cara sendawakan bayi ialah dengan menggendong tegak dan menepuk punggungnya. Atau, posisikan bayi di pangkuan, arahkan badan bayi ke depan sambil menahan kepala bayi, lalu tepuk punggungnya. Sendawa biasanya berbunyi dan meninggalkan sedikit sisa ASI atau susu, yang kerap disebut sebagai gumoh.

  1. Gendong bayi dalam posisi tegak.

Moms, setelah menyusui, jangan langsung menidurkan Si Kecil. Gendonglah dalam posisi tegak selama 20 hingga 30 menit.

  1. Ganti Peralatan Menyusu.

Pada bayi yang minum menggunakan botol, sebaiknya Moms mengganti dot botol yang menjaga aliran susu lebih lambat. Saat menyusui dengan botol, sebaiknya bayi membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Jika terlalu cepat akan membuat gas ikut tertelan dan menyebabkan kembung.

  1. Pompalah ASI Sebelum Menyusui.

Apabila Moms memiliki aliran ASI yang terlalu deras, susui bayi sebelum terlalu penuh. Jika bayi menolak karena belum lapar, Moms dapat memompa atau mengeluarkan sedikit ASI. Namun, tujuan memompa hanya sekedar mengeluarkan sedikit ASI, jangan terlalu berlebih karena akan meningkatkan produksi ASI. Selain itu, Moms dapat mengubah cara menyusui dengan berbaring atau telentang

  1. Pijat Bayi.

Pijatlah bayi anda dengan lembut, mengangkat kaki kanan dan kirinya secara bergantian saat bayi anda berbaring, memposisikan bayi dalam posisi tengkurap, serta memandikan dengan air hangat juga dapat membantu bayi anda untuk mengeluarkan gas

Selamat mencoba, Moms.


Bagikan Artikel


Shop at MOOIMOM