29 Apr 2021
Ika
Pra-kehamilan
Pra-kehamilan
Ovulasi adalah pelepasan sel telur yang matang dari ovarium ke rahim agar bisa dibuahi oleh sperma. Terjadi setiap bulan, sel telur yang dilepaskan inilah yang bisa dibuahi sperma dan berkembang menjadi janin. Ovulasi sering disebut sebagai masa subur perempuan. Jika tidak terjadi pembuahan ketika ovulasi, maka Moms akan menstruasi.
Setiap bulan pada masa ovulasi, perempuan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi memiliki peluang hamil sekitar 25-30 persen. Peluangnya bervariasi, tergantung keadaan pasangan, terutama pengaruh usia. Secara umum, persentasenya tergolong tinggi, mengingat kemungkinan perempuan bisa hamil lebih besar pada masa ini dibanding waktu-waktu lainnya.
Pada masa ovulasi, sel telur akan masih hidup antara 12 hingga 24 jam. Sementara sperma dapat hidup lebih lama antara 3–6 hari. Artinya, meskipun hubungan seks terjadi beberapa hari sebelum ovulasi, masih banyak sperma yang siap menyambut sel telur yang keluar sebelum masuk tuba falopi. Ingat, hanya dibutuhkan satu sperma untuk mencapai pembuahan.
Jika Moms dan pasangan menginginkan kehamilan, akan ideal berhubungan seks pada masa ovulasi. Oleh karena itu, mengenali tanda-tanda ovulasi adalah kuncinya.
Kapan Masa Ovulasi Anda?
Ketika hendak menentukan masa ovulasi, kita perlu lebih dahulu mempelajari siklus menstruasi. Perputaran waktu menstruasi tiap perempuan itu berbeda-beda. Umumnya berlangsung dalam rentang 21 hingga 35 hari. Rata-rata siklus menstruasi yang dialami perempuan selama 28 hari.
Ovulasi umumnya terjadi selama 24 jam. Sesudah itu, sel telur yang sudah dilepaskan namun tidak terbuahi akan rusak atau hilang terserap jaringan sekitarnya.
Ciri-Ciri Masa Ovulasi
Saat terjadi ovulasi, ada beberapa gejala atau ciri pada tubuh yang bisa Moms kenali. Berikut ini 7 tanda utama ovulasi yang biasanya dirasakan oleh seorang wanita saat sedang berada di masa subur:
Suhu basal tubuh adalah pengukuran suhu pada tubuh yang diukur ketika beristirahat. Pengaruh hormon saat masa subur memungkinkan suhu basal tubuh lebih tinggi dibandingkan biasanya dengan peningkatan sebesar 0,1–0,2 derajat Celsius.
Wanita yang akan memasuki masa subur dapat merasakan serviks menjadi lebih lunak dan basah. Lendir pada serviks akan menjadi lebih bening, lebih encer, dan lebih licin mirip putih telur. Hal ini dapat membuat sperma lebih mudah masuk dan menyebabkan pembuahan sel telur.
Jika Moms mengalami nyeri di area perut bagian bawah di tengah-tengah siklus menstruasi, bisa jadi penanda ovulasi sedang terjadi. Rasa nyeri atau keram pada bagian perut ini disebut juga dengan mittelschmerz. Sebagian perempuan mengaku mereka merasakan sakit pada bagian ovarium, yaitu perut bagian bawah, pada masa ovulasi. Saat ovulasi terjadi, nyerinya bisa muncul pada bagian salah satu punggung.
Kadar estrogen pada tubuh perempuan berada pada level tertinggi tepat sebelum masa subur. Hal ini juga dapat memengaruhi perasaan senang dan bersemangat, termasuk juga dalam kegiatan seksual. Meski begitu, tidak semua pasti mengalaminya. Faktor lain seperti stres juga dapat mencegah libido naik meski sudah menjelang ovulasi.
Saat masa ovulasi berlangsung, tubuh memberi sinyal, salah satunya lewat posisi serviks. Selama awal siklus, serviks akan meregang. Saat ovulasi, serviks akan melunak dan membuka untuk membiarkan sperma mencapai targetnya. Beberapa perempuan dapat dengan mudah merasakan perubahan ini, sementara yang lain kurang peka. Moms dapat memeriksa serviks setiap hari menggunakan satu atau dua jari dan catat pengamatan tersebut.
Payudara yang melunak dan puting yang sakit bisa menjadi tanda lain dari ovulasi. Hal ini terjadi karena aliran hormon saat sebelum dan sesudah ovulasi.
Folikel yang mengelilingi dan melindungi telur yang tengah berkembang matang, tumbuh, dan kemudian pecah mengakibatkan sedikit pendarahan. Warnanya bisa berubah kecoklatan. Ini bukan masalah yang perlu dikhawatirkan kecuali bercak terus berlanjut.
Kini, setelah memahami masa ovulasi, Moms dan pasangan dapat memutuskan apakah akan merencanakan kehamilan atau menundanya. Selain itu, dengan Moms memahami kapan masa ovulasi, pemahaman tentang tubuh pun kian bertambah. Pemahaman dapat menghindarkan Moms dari perasaan stres karena bingung dengan hormonal tubuh sendiri. Penganalan akan masa ovulasi akhirnya menahan Moms untuk selekas mungkin mengonsumsi obat-obatan guna memulihkan perasaan negatif.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM