21 Mar 2019
fallin
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Sebanyak 8,9 juta anak Indonesia mengalami gangguan pertumbuhan. Artinya, satu dari tiga anak di Indonesia bertubuh pendek karena mengalami stunting.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek, jauh dari rata-rata anak lain di usia sepantaran. Tanda-tanda stunting akan terlihat ketika usia anak beranjak 2 tahun.
Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi.
Akibatnya, gizi yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran.
Selain itu, stunting juga bisa terjadi akibat asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun tidak tercukupi.
Mencegah Stunting Sejak Hamil
Mencegah stunting sudah bisa dilakukan sejak dini semenjak masa kehamilan. Kuncinya tentu dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas baik.
Zat besi dan asam folat adalah kombinasi nutrisi penting selama kehamilan yang dapat mencegah stunting pada anak ketika ia dilahirkan nanti.
Kekurangan zat besi selama kehamilan sangat umum terjadi. Diperkirakan setengah dari semua wanita hamil di seluruh dunia kekurangan zat besi.
Jika Anda tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan, tubuh Anda secara bertahap mengambilnya dari penyimpanan zat besi di tubuh Anda sehingga berisiko meningkatkan anemia.
Menurut para ahli, anemia yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi di dua trimester pertama dikaitkan dengan risiko dua kali lipat bayi lahir prematur dan tiga kali lipat risiko berat badan lahir rendah.
Daging merah, unggas, dan ikan adalah salah satu sumber zat besi terbaik untuk ibu hamil. Zat besi juga bias didapatkan dari kacang-kacangan, sayuran, dan biji-bijian.
Selain dari makanan, Anda juga harus mulai mengonsumsi suplemen zat besi dosis rendah (30 mg per hari) sejak konsultasi kehamilan pertama Anda.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM