03 Jan 2021
Ika
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Kata pepatah, “Hadiah tak selalu dibungkus dengan indah. Kadang Tuhan membungkusnya dengan masalah dan penantian. Meski begitu, di dalam hadiah itu, tetaplah berkah”.
Ya, Moms, Kehamilan merupakan salah satu momen kebahagiaan. Jika saat ini Moms tengah mengandung, maka perbanyaklah rasa syukur dan selalu menjaga kesehatan. Karena, masa-masa kehamilan sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang janin. Selama periode sembilan bulan kehamilan, Moms memang perlu ekstra hati-hati.
Terlebih jika calon ibu didiagnosis dengan plasenta previa, yang menjadi salah satu masalah kehamilan yang membahayakan terutama di trimester kedua dan ketiga. Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutup leher rahim atau jalan lahir. Dalam kasus seperti ini, bayi biasanya tidak bisa dilahirkan melalui persalinan normal dan perlu dilakukan Tindakan operasi caesar.
Saat didiagnosis plasenta previa, ibu hamil sebaiknya menghindari beberapa hal dan aktivitas yang dianggap dapat menimbulkan komplikasi berbahaya lainnya. Melansir berbagai sumber, berikut informasinya.
Mengutip American Pregnancy Association, berhubungan intim hingga penetrasi menjadi salah satu aktivitas yang sebaiknya dihindari dulu oleh ibu hamil dengan diagnosis plasenta previa. Alasannya, aktivitas ini terutama jika terjadi orgasme, dapat dikaitkan dengna kontraksi uterus sementara, yang pada gilirannya dapat memicu pendarahan. Saat Moms terdiagnosis kondisi plasenta previa, Moms menjadi lebih rentan mengalami pendarahan. Oleh sebab itu, Moms baiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan untuk menemukan jalan tengah terbaik.
Bedrest menjadi salah satu kebutuhan ibu hamil dengan plasenta previa, terutama menjelang persalinan. Ini sebagai upaya untuk menghindari terjadinya perdarahan dan komplikasi lainnya. Jadi, Moms sebaiknya menghindari melakukan aktivitas yang terlalu berat seperti mengangkat benda berat, terlalu lama beraktivitas dan tidak istirahat, serta berjalan kaki yang terlalu jauh.
Moms juga bisa mengurangi aktivitas olahraga jika memang memerlukan bedrest secara intensif.
Wanita hamil yang sehat membutuhkan setidaknya 2,5 jam aktivitas aerobik dengan intensitas sedang setiap minggu. Namun Moms dengan kondisi plasenta previa disarankan untuk menghindari jenis olahraga aerobik atau kardio yang harus menggerakkan otot besar, seperti lengan dan kaki.
Larangan selanjutnya bagi ibu hamil dengan kondisi plasenta previa adalah mandi dengan air yang agak panas. Menghabiskan waktu terlalu banyak di sauna atau bak mandi air panas dapat membuat suhu tubuh Moms terlalu tinggi. Hal ini dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan cacat lahir dan juga risiko pendarahan.
Untuk amannya, jangan menghabiskan lebih dari 15 menit sekaligus di dalam ruang sauna atau lebih dari 10 menit sekaligus di bak mandi berendam air panas.
Tidur terlentang harus dihindari oleh ibu hamil dengan kondisi plasenta previa, karena posisi tidur seperti ini bisa membuat ari-ari bertahan di bagian bawah rahim. Karena posisi perut dan rahim sejajar, maka pintu rahim tetap tertutup.
Posisi ini juga tidak disarankan, karena dapat membuat Moms sesak nafas.
Posisi tidur tengkurap dapat menimbulkan tekanan pada rahim dan semakin menekan posisi ari-ari, pada ibu hamil dengan kondisi plasenta previa. Dikhawatirkan, ari-ari tumbuh semakin lebar dan menutup jalan lahir secara total.
Traveling memang menyenangkan. Namun, saat terdiagnosis plasenta previa, sebaiknya Moms menghindari traveling terlebih dahulu. Terutama saat hamil tua yang sudah dekat dengan jadwal persalinan. Melakukan perjalanan jauh juga bisa membuat Moms mengalami kelelahan, yang mengakibatkan stres pada janin.
Calon ibu dengan plasenta previa biasanya dijadwalkan untuk melakukan persalinan caesar pada 36 + 0 hingga 37 + 6 minggu pada kehamilan dengan plasenta previa tanpa komplikasi. Ini sesuai dengan rekomendasi American College of Obstetricians and Gynaecologist dan Society for Maternal-Fatal Medicine.
Tak hanya aktivitas fisik, masalah pada mental seperti stres, banyak pikiran, serta depresi, juga dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil terutama yang terdiagnosis plasenta previa.
Stres dapat memicu ketidakseimbangan hormone serta masalah Kesehatan lainnya yang dapat mengganggu Kesehatan calon ibu. Selain itu, saat stres, Moms juga akan cenderung mengalami sulit tidur, tidak mau makan dan bahkan menjadi tertutup dengan orang lain. Kombinasi efek-efek stres ini sangat tidak baik bagi Kesehatan, Moms.
Larangan ibu hamil dengan plasenta previa selanjutnya adalah makan sembarangan. Terutama adalah makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, dan tidak terjamin kebersihannya.
Dikutip dari Mayo Clinic, Moms yang terdiagnosis dengan plasenta previa sebaiknya melakukan proses persalinan secara operasi caesar. Baiknya, hindari memaksakan diri melakukan persalinan normal. Ingatkan diri Moms bahwa Kesehatan sang ibu dan bayi jauh lebih penting ketimbang sekedar memaksakan metode persalinan.
Mohon untuk selalu berdiskusi dengan dokter, untuk menemukan metode persalinan yang terbaik untuk Moms. Harap sesuaikan dengan kondisi kesehatan janin dan tubuh Moms sendiri.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM