04 Jun 2021
Ika
0-6 bulan
0-6 bulan
Bayi kuning acapkali mendera Si Kecil yang baru beberapa hari lahir. Secara medis memang tergolong tidak berbahaya. Namun, terkadang bayi kuning bisa juga disebabkan kondisi serius dan perlu segera ditangani secara klinis.
Penyakit kuning atau jaundice umumnya menyerang bayi baru lahir yang berusia sekitar 1 minggu. Kondisi terjadi karena bayi yang baru lahir memiliki kadar bilirubin tinggi. Bayi kuning disertai kemunculan sejumlah gejala, antara lain kulit dan mata yang menguning, warna urine lebih pekat, juga feses berwarna sedikit lebih putih dan pucat.
Bayi baru lahir memiliki potensi kadar bilirubin tidak normal bahkan mencapai lebih dari 25 milligram/deciliter (mg/dL) yang menyebabkan penyakit kuning. Sementara itu, kadar bilirubin normal pada bayi setelah 24 jam pertama kelahirannya adalah di bawah 5 mg/dL.
Moms, pada dasarnya, tubuh bayi memang lebih banyak memproduksi bilirubin dibandingkan orang dewasa. Karena organ hati bayi yang bertugas membuang bilirubin belum dapat bekerja dengan optimal, jadilah bilirubin menumpuk di dalam tubuh dan menimbulkan gejala penyakit kuning.
Kondisi bayi kuning yang patut diwaspadai justru ketika muncul lebih cepat, saat usia bayi 1 – 3 hari, atau lebih lambat saat usianya sudah lebih dari 2 minggu. Soalnya, ketika bilirubin tinggi atau penyakit kuning muncul di antara rentang waktu tersebut, kondisi bayi secara umum dapat sembuh dengan sendirinya, seiring perkembangan fungsi organ hati bayi dalam membuang bilirubin.
Penanganan medis untuk bayi dengan bilirubin tinggi diantaranya melalui langkah berikut ini:
Metode fototerapi adalah perawatan bayi kuning yang memanfaatkan paparan cahaya tertentu untuk menghancurkan bilirubin dalam tubuh bayi. Cara ini dilakukan agar bilirubin mudah dikeluarkan melalui urine ataupun feses. Fototerapi efektif untuk mengobati bayi kuning dengan efek samping relatif ringan.
Pengobatan ini diberikan jika penyakit kuning yang diderita bayi disebabkan oleh golongan darah yang berbeda antara bayi dan ibu. Bayi yang memiliki golongan darah berbeda dapat membawa antibodi tertentu dari ibu dan membuat produksi bilirubin meningkat. Suntikan imunoglobulin bertujuan mengurangi antibodi penyebab tingginya kadar bilirubin.
Apabila fototerapi dan suntikan imunoglobulin tidak efektif untuk mengatasi kondisi bayi dengan bilirubin tinggi, maka transfusi darah memungkinkan untuk dilakukan. Caranya, darah bayi diambil dalam ukuran tertentu, kemudian diganti dengan darah yang cocok dari donor atau bank darah.
Apabila bayi dengan bilirubin tinggi secara medis dinilai tidak berbahaya dan bisa dirawat di rumah, maka dokter mungkin akan menyarankan agar Si Kecil lebih sering disusui dan dijemur di bawah sinar matahari pagi. Kondisi akan berbeda saat bayi kuning tak kunjung membaik setelah 2 minggu dalam perawatan. Bayi akan membutuhkan penanganan lebih dari dokter dan menjalani rawat inap.
Pada banyak kasus bayi dengan bilirubin tinggi, kondisi Si kecil tidaklah berbahaya dan bisa membaik dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-2 minggu. Dalam rentang waktu perawatan khusus tersebut, Moms biasanya memberikan asupan ASI atau susu formula lebih sering dari biasanya atau sesuai anjuran dokter.
Pada kondisi tertentu, bayi kuning juga dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Banyak hal yang dapat menyebabkan bayi mengalami bilirubin tinggi diantaranya gangguan pada organ hati atau saluran empedu, penyakit infeksi, kelainan pada sel darah merah bayi, kekurangan oksigen, kekurangan enzim, kelainan genetik, juga karena efek samping atas obat-obatan tertentu yang dikonsumsi ibu saat hamil.
Bayi juga akan lebih berisiko mengalami penyakit kuning apabila terlahir prematur sebelum usia kehamilan 37 minggu. Risiko lainnya jika Si Kecil terlahir dari ibu yang memiliki diabetes, Moms dan bayi memiliki golongan darah yang berbeda, bayi tidak mendapatkan cukup ASI, atau ketika bayi mengalami trauma tubuh karena persalinan yang tidak mudah.
Meski kebanyakan kasus bayi kuning tidak berbahaya, Moms tetap dianjurkan untuk membawa Si Kecil ke dokter apabila menunjukkan gejala penyakit kuning. Penanganan bayi dengan bilirubin tinggi yang terlambat dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kerusakan otak akibat penumpukan bilirubin (kernikterus), cerebral palsy, dan gangguan pendengaran.
Jangan lupa melengkapi nutrisi kehamilan dengan suplemen pendukung, ya, Moms. Sembari mempertahankan nutrisi, Moms dapat sesekali mengecek kebutuhan Si Kecil. Jika ada yang kurang, Moms dapat memilih perlengkapan yang aman bagi anak melalui website Mooimom. Tak hanya kebutuhan Si Kecil, Mooimom juga menyediakan perlengkapan yang Moms butuhkan.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM