28 Dec 2020
Dinda Ayu Saraswati
Mual muntah saat hamil merupakan kondisi yang umum terjadi di trimester awal kehamilan. Hal ini mungkin terasa menyiksa bagi sebagian besar Moms, ya.
Mual muntah sendiri biasanya terjadi di pagi hari. Karena itu, kondisi ini juga biasanya disebut sebagai morning sickness.
Mungkin Moms juga merasa khawatir dengan kondisi janin, terutama mengingat asupan nutrisi yang bisa tak tercukupi karena makanan yang dikonsumsi dimuntahkan kembali.
Tetapi tahukah Moms, dalam Stanford Children's Health disebutkan bahwa morning sickness adalah indikator positif plasenta sedang berkembang dengan baik, lho!
Moms mungkin memiliki pertanyaan lain seputar mual dan muntah di masa kehamilan, yang mungkin belum diketahui.
Yuk, simak penjelasan berikut ini Moms.
Baca Juga: 6 Penyebab Mual Saat Hamil yang Wajib Moms Ketahui
Jika Moms mengalami mual muntah saat hamil, dengan kondisi ISK atau infeksi saluran kemih, mungkin merasa khawatir dengan kebutuhan air untuk tubuh yang kurang, dan bisa berisiko dehidrasi.
Lalu, bagaimana cara memenuhi kebutuhan air tersebut?
Pada infeksi saluran kencing disertai kencing berdarah, perlu dicari kemungkinan adanya batu saluran kencing.
Ibu hamil perlu minum cukup air putih setiap harinya. Mungkin perlu diberikan injeksi obat anti muntah, suntikan antibiotika atau pemberian cairan infus untuk rehidrasi.
Kondisi mual dan muntah saat hamil tentunya meresahkan Moms. Terutama tentang penerimaan nutrisi untuk ibu hamil dan janin.
Selain dengan mengonsumsi obat untuk mual saat hamil, Moms mungkin ingin mencari makanan yang tidak menyebabkan mual dan muntah.
Sebaiknya, makan makanan porsi kecil dengan frekuensi lebih sering, makanan tinggi karbohidrat, rendah lemak contohnya kentang atau pasta.
Moms bisa juga mengonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti biskuit atau crackers. Hindari juga makanan atau bau yang dapat merangsang untuk muntah.
Sementara mual muntah saat hamil adalah hal yang umum terjadi, tetapi ada juga beberapa ibu hamil yang mengalami mual dan muntah hebat, disertai dengan penurunan berat badan, ini dinamakan hiperemesis gravidarum.
Seperti apakah dampak dari kondisi hiperemesis gravidarum pada janin?
Ibu hamil dengan kondisi hiperemesis gravidarum dapat memiliki janin dengan risikko berat badan kurang dari normal.
Diperlukan penanganan yang baik pada ibu. Ibu hamil dapat mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, sehingga perlu dilakukan penggantian cairan tubuh yang hilang tersebut.
Selain itu, perlu juga dilakukan pemeriksaan USG, untuk memonitor pertumbuhan berat badan janin.
Itu dia Moms, penjelasan mengenai mual muntah di masa kehamilan. Jika Moms memiliki pertanyaan lain, dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter kandungan, ya.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM