22 Jan 2021
Ika
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Banyak orang yang menyepelekan anemia. Padahal, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setidaknya 2,3 miliar orang, terutama perempuan, menderita anemia. Sayangnya, masih banyak orang yang menyepelekan anemia. Bila tidak dicegah sedini mungkin, dapat menurunkan daya tahan tubuh sekaligus mengganggu aktivitas sehari-hari.
Sel darah merah sangat dibutuhkan untuk mengangkut oksigen ke jaringan tubuh. Jika jumlah sel darah merah kurang, tentunya suplai oksigen ke jaringan-jaringan tubuh pun akan terhambat.
Anemia pada ibu hamil dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni anemia karena kekurangan asam folat, anemia karena kekurangan zat besi dan anemia karena kekurangan vitamin B12. Kasus anemia pada ibu hamil yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.
Anemia karena Kekurangan Asam Folat
Asam folat memang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Terutama untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengoptimalkan perkembangan janin di dalam kandungan. Biasanya penyebab anemia adalah karena kekurangan vitamin B, ini bisa disebabkan juga karena kekurangan asupan asam folat. Jika ibu hamil kekurangan folat, yang terjadi adalah jumlah sel darah merah akan berkurang. Risiko terburuk untuk bayi adalah cacat lahir.
Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan asam folat biasanya bisa mengakibatkan cacat lahir yang terjadi di tulang belakang, bahkan pada otak. Bayi juga sangat berisiko terlahir prematur. Jika kekurangan folat pada masa kehamilan, Sang Ibu juga memiliki risiko mengalami penurunan berat badan secara drastis saat bayi lahir.
Anemia karena Kekurangan Zat Besi
Seorang ibu hamil juga membutuhkan asupan zat besi yang cukup. Pasalnya, jika tubuh kekurangan zat besi, maka yang terjadi adalah jumlah hemoglobin menurun. Salah satu penyebab anemia pada ibu hamil adalah karena kekurangan zat besi.
Jika hemoglobin di dalam tubuh berkurang, maka akan berdampak juga pada sel darah merah. Hal ini disebabkan karena hemoglobin adalah salah satu protein yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh dan paru-paru.
Jika ibu hamil kekurangan zat besi, ada beberapa risiko yang akan terjadi bila tidak segera diatasi. Misalnya seperti penurunan berat badan yang drastis setelah persalinan atau lahirnya bayi prematur. Bahkan kehilangan banyak darah saat melahirkan, hingga menyebabkan depresi pada ibu hamil.
Anemia karena Kekurang Vitamin B12
Anemia pada ibu hamil juga bisa disebabkan oleh kekurangan asupan vitamin B12. Padahal, tubuh sangat membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah. Sebisa mungkin ibu hamil selalu memenuhi asupan vitamin B12 dari berbagai sumber makanan.
Kurangnya asupan vitamin B12 dalam tubuh dapat menyebabkan menurunnya sel darah merah. Hal inilah yang kemudian menyebabkan tubuh terasa mudah lelah dan lesu, karena sel darah merah bertugas membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Sedangkan untuk anemia yang dialami pada masa kehamilan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin B12, dampak buruknya adalah bayi bisa mengalami cacat tabung saraf ketika lahir. Kekurangan vitamin B12 yang terburuk bisa menganggu perkembangan janin.
Bahaya Anemia
Kerap dianggap sepele, siapa sangka anemia memiliki banyak dampak bukan hanya pada ibu hamil namun juga janin.
Risiko Fatal Saat Persalinan dan Depresi Postpartum
Bila seorang ibu hamil mengalami anemia saat proses persalinan dilakukan, maka hal itu akan membahayakan keselamatannya ketika terjadi perdarahan. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan tubuh ibu hamil lebih sulit melawan infeksi. Akibatnya, usai melahirkan ibu hamil akan rentan mengalami depresi postpartum, yakni depresi yang dialami oleh ibu setelah persalinan. Mengalami anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi postpartum.
Baca juga: Tips Memenuhi Zat Besi pada Bayi
Bayi Lahir Prematur dan Mengalami Anemia
Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum tanggal perkiraan persalinan atau sebelum minggu ke-37 kehamilan. Selain sejumlah masalah kesehatan, bayi yang lahir prematur juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang.
Penelitian menunjukan bahwa anemia pada trimester pertama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya persalinan prematur. Tidak cuma itu, Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan bayi ikut terlahir dengan anemia. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko bayi mengalami gangguan kesehatan dan gangguan tumbuh kembang.
Kematian Janin
Beberapa penelitian menunjukan bahwa anemia pada kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian janin sebelum maupun sesudah persalinan. Namun kalaupun lahir, ada kemungkinan bayi yang lahir berbobot rendah, terutama bila anemia terjadi pada trimester pertama kehamilan. Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah jika lahir dengan bobot kurang dari 2,5 kilogram. Bayi yang lahir dengan kondisi ini lebih berisiko mengalami gangguan kesehatan dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan normal.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM