Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Umum Terjadi, Moms Harus Waspada!

calendar icon

14 Sep 2021

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

0-6 bulan

Jenis Penyakit Kulit pada Bayi yang Umum Terjadi, Moms Harus Waspada!

Kulit bayi cenderung masih tipis dan sangat sensitif. Itu mengapa, sangat rentan terjadi penyakit kulit pada bayi dan ini adalah kondisi yang tergolong umum. Infeksi kulit yang dialami bayi bisa terjadi di bagian tubuh mana saja. Penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor genetik, bakteri, virus, atau jamur. 

Gejala infeksi kulit yang dialami bayi pun bisa berbeda-beda, tergantung faktor apa yang menyebabkannya. Namun, infeksi kulit pada bayi umumnya menimbulkan gejala seperti kulit kemerahan, ruam, peradangan kulit, lepuhan, hingga demam.

Untuk melindungi kulit bayi Moms dari ruam dan kondisi kulit lainnya, Moms bisa balut kulit bayi dengan pakaian yang ringan dan tidak tebal, lalu hindari pakaian tebal, terutama di cuaca yang panas.

Jangan lupa gunakan pembersih ringan atau pengganti sabun tanpa tambahan pewangi atau pewarna. Sabun yang kuat, terutama sabun antiseptik dan mandi busa tidak dianjurkan untuk bayi.

Suhu air ideal untuk memandikan bayi baru lahir adalah 36-38 derajat Celcius. Ini karena air panas akan menimbulkan iritasi kulit bayi dari minyak pelindung alaminya. Waktu mandi harus dibatasi 5-10 menit.

Jika bayi mengalami ruam atau kondisi kulit lainnya, Moms dapat mengambil beberapa langkah mudah di rumah untuk mengatasi masalah ini dan membuat bayi merasa lebih nyaman. Peradangan pada kulit atau warna kemerahan merupakan salah satu gejala dari reaksi alergi pada tubuh Si Kecil.

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit kulit pada bayi yang umum terjadi lengkap dengan cara mengatasinya.


Baca Juga:

10 Rekomendasi Produk Sabun Bayi untuk Kulit Sensitif


Jenis Penyakit Kulit pada Bayi

Apa saja penyakit kulit pada bayi yang umumnya menyerang? Simak ulasannya di bawah ini!

1. Intertrigo

Penyakit kulit pada bayi yang pertama adalah intertrigo. Peradangan pada lipatan tubuh. Biasanya terlihat di paha bagian dalam, ketiak, dan bagian bawah payudara atau perut.

Lipatan tersebut membuat kulit tampak merah, gatal, dan menyebabkan rasa sakit bila terjadi gesekan. Umumnya sering terjadi pada bayi yang gemuk. Penyebabnya bisa terjadi karena lembab berlebihan pada lipatan bayi, yang tidak pernah mendapatkan udara.

Untuk mengatasinya, Moms bisa cuci bagian dalam lipatan kulit Si Kecil dengan air dan oleskan krim penghalang zinc-oxide atau petroleum jelly untuk melindungi kulit bayi.

2. Biang Keringat

Penyakit kulit pada bayi yang selanjutnya adalah biang keringat. Lebih dikenal dengan sebutan miliaria, adalah jenis ruam yang terjadi pada bayi yang baru lahir karena kelenjar keringat mereka belum berkembang dengan sempurna dan mudah tersumbat.

Ini terutama terjadi di daerah beriklim panas dan lembab seperti Indonesia. Bukannya menguap, keringat akan tetap terperangkap di bawah kulit bayi, menyebabkan peradangan dan ruam.

Penyakit kulit pada bayi satu ini sering terlihat pada lipatan leher, wajah, punggung, atau bokong bayi. Secara klinis miliaria terlihat dengan adanya kulit kemerahan disertai rasa gatal sehingga bayi rewel, dengan gelembung-gelembung kecil berair.

Penyebab biang keringat pada bayi:

  • Keringat berlebih karena cuaca panas.
  • Pakaian bayi yang terlalu hangat atau bedong tebal.
  • Membungkus bayi dalam kain yang tidak memungkinkan keringat menyerap secara normal.
  • Demam tinggi.
  • Krim dan salep tebal yang menyumbat saluran keringat bayi.

Cara mengatasi biang keringat:

  • Pakaian bayi pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
  • Memandikan Si Kecil dengan air dingin.
  • Jangan gunakan bedong saat cuaca panas.
  • Jaga agar ruangan tetap dingin dan sejuk.
  • Hindari pelembab yang tidak mudah menyerap.
  • Gunakan steroid topikal ringan, untuk mengurangi peradangan.

Sedapat mungkin hindari bayi Moms dari suhu yang terlalu panas dan berikan pakaian yang longgar. Dengan begitu, ruam akan terlihat lebih baik dalam waktu sekitar 30 menit.

3. Eksim

Penyakit kulit pada bayi yang selanjutnya adalah eksim. Dapat muncul di manapun pada tubuh bayi mulai dari usia 3 sampai 4 bulan, meskipun sangat jarang ditemukan di daerah bekas pemakaian popok.

Eksim atau sering disebut dermatitis atopik adalah peradangan hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan.

Kondisi yang lebih parah, penyakit ini juga dapat menyebabkan kulit berubah menjadi merah, mengeluarkan nanah, dan kerak. Apa pun bisa menjadi pemicu bayi rentan terhadap eksim (dengan predisposisi genetik atau riwayat alergi dalam keluarga). Setiap bayi mempunyai pencetus eksim yang berbeda-beda.

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab.

Dilansir dari National Eczema Association, ASI merupakan nutrisi terpenting dalam tahun awal kehidupan bayi. Menyusui dipercaya dapat membantu mencegah eksim pada bayi baru lahir yang memang berisiko tinggi terkena penyakit ini.

Cara mengatasi eksim:

  • Mandikan bayi setiap hari dengan air dingin atau sedikit hangat dan sabun lembut.
  • Tepuk-tepuk bayi setelah mandi, jangan menggosok kulitnya dengan handuk.
  • Oleskan pelembab setiap hari untuk mencegah dan mengendalikan eksim.
  • Jika memburuk, gunakan steroid topikal yang diresepkan dokter.
  • Bila sampai terjadi infeksi, antibiotik akan diresepkan.

Baca Juga:

3 Cara Merawat Kulit Bayi Kering agar Senantiasa Lembut


4. Scabies

Penyakit kulit pada bayi yang selanjutnya adalah scabies. Pernahkah Moms mendengar scabies? Penyakit scabies merupakan keadaan kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang ditandai dengan keropeng pada kulit dan rasa gatal.

Scabies ini biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan di sekitar rumah yang memiliki sanitasi yang buruk, lingkungan tempat tinggal yang sedikit padat, lalu keadaan sosial ekonomi yang rendah.

Selain itu juga bisa disebabkan karena tingkat pengetahuan yang kurang dan dari orang tua akibat berganti-ganti pasangan seksual.

Penyakit scabies bisa disebarkan melalui benda-benda yang pernah digunakan oleh penderita penyakit scabies, seperti pakaian, sprei, handuk, dan bantal. Bayi yang terinfeksi penyakit kulit scabies akan memiliki gejala yang cukup khas, yakni ada bisul di area telapak kaki dan telapak tangan.

Selain itu, masih banyak gejala lain yang perlu Moms curigai, seperti gatal di sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, ketiak, dan bagian perut.

Semua gejala ini akan diikuti dengan rasa gatal pada kulit dan akan semakin memburuk di malam hari ketika anak tidur.

Rasa gatal juga bisa ditemukan pada area bokong dan selangkangan, di sekitar payudara untuk perempuan, dan di sekitar alat kelamin untuk laki-laki.

5. Ruam Popok

Penyakit kulit pada bayi yang selanjutnya adalah ruam popok. Ruam popok, juga dikenal sebagai dermatitis popok, merupakan penyakit umum yang bisa menyerang semua bayi.

Kondisi ini terjadi pada 35 persen bayi di beberapa bagian tubuh di tahun pertama kehidupan mereka. Kondisi ini akan memuncak pada usia sekitar 9-12 bulan.

Gejala ruam popok yang bisa dikenali oleh Moms seperti timbul ruam merah dan bersisik di area kulit yang tertutup popok.

Penyebab ruam popok:

  • Kontak yang lama antara kulit dengan urine dan feses.
  • Kelembaban yang berlebih karena penggunaan popok dalam waktu lama.
  • Gesekan dari kain atau pita perekat pampers.
  • Infeksi sekunder dari bakteri atau jamur atau ragi.

Cara mengatasi ruam popok:

  • Ganti popok bayi sesering mungkin.
  • Gunakan air biasa untuk membersihkan area kulit yang tertutup popok, dan oleskan krim pelembab.
  • Jika sudah parah, diskusikan dengan dokter untuk meresepkan obat.

6. Milia

Penyakit kulit pada bayi yang selanjutnya adalah milia. Milia merupakan benjolan putih kecil di wajah bayi. Penyakit kulit pada bayi satu ini terlihat seperti whiteheads, tetapi mereka adalah kista kecil yang berisi dengan sebum dan keratin (sejenis protein yang membentuk lapisan luar kulit serta rambut dan kuku seseorang).

Kadang-kadang milia bisa muncul di gusi. Mereka sangat umum selama beberapa hari pertama kehidupan dan akhirnya akan sembuh tanpa perawatan khusus, jadi Moms tidak perlu khawatir.

7. Hemangioma Infantil

Penyakit kulit pada bayi selanjutnya adalah hemangioma infantil. Kondisi kulit ini adalah tanda lahir paling umum yang terbuat dari pembuluh darah. Pembentukannya terjadi ketika kelompok pembuluh darah tumbuh dengan cepat, jauh lebih cepat daripada bagian lain dari tubuh bayi.

Di masa lalu, itu disebut "strawberry hemangioma" karena kadang-kadang berwarna merah cerah dan timbul dan dapat terlihat seperti berry. Beberapa hemangioma terjadi lebih dalam di kulit dan mungkin terlihat seperti benjolan berwarna kulit atau kebiruan di bawah permukaan kulit.

Hemangioma infantil ini biasanya tidak ada saat Si Kecil baru lahir, atau mungkin hanya bercak kemerahan pada kulit. Namun, setelah beberapa minggu, benjolan akan mulai membesar dan terangkat. Lalu dapat terus tumbuh selama beberapa minggu sebelum menjadi stabil dan kemudian menyusut sampai menghilang.

Hemangioma yang lebih dalam berperilaku dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada permukaan kulit dan juga menghilang seiring waktu.

Nah, Moms itulah penyakit kulit pada bayi yang umum terjadi. Namun, jangan takut. Ikuti saja solusi-solusi dari untuk mengatasinya, ya! Jangan malas juga untuk menjaga kebersihan seluruh peralatan si Kecil dengan rutin mensterilisasi dengan  59S Sterilizer. Cukup dalam waktu hitungan detik, semua kuman dan bakteri penyebab penyakit kulit pada bayi hilang!

Dapatkan di  www.mooimom.id atau klik gambar di atas ya Moms!


Bagikan Artikel



Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM