05 Jul 2022
Anggraini Nurul F
Trimester Pertama
Trimester Pertama
Skincare untuk ibu hamil dan menyusui yang aman harus dipilih dengan sangat hati-hati ya Moms! Saat hamil, Moms memiliki daftar tentang apa yang harus dihindari dan tidak boleh dilakukan. Seperti makanan dan minuman yang tidak bisa dikonsumsi, atau pantangan dalam melakukan olahraga tertentu.
Begitu dengan kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil. Daftar pantangan lain yang tidak kalah penting adalah bahan skincare yang berbahaya ketika digunakan di masa kehamilan.
Produk-produk perawatan yang dipakai ke tubuh dapat memengaruhi janin. Ketahui kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
Mengutip Official Publications of The College of Family Physicians of Canada, seorang wanita mengalami banyak perubahan fisiologis selama kehamilan, termasuk peningkatan kadar androgen.
Hal ini dapat menyebabkan perkembangan atau perburukan acne vulgaris dan peningkatan pertumbuhan rambut di berbagai bagian tubuh.
Pastinya ibu hamil ingin mencoba berbagai kandungan untuk menyembuhkan jerawat ataupun masalah kulit yang terjadi di masa kehamilan.
Namun tentunya tak boleh asal memakai skincare, lho.
Ada beberapa kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil karena dapat membahayakan kondisi janin. Simak ya Moms!
Benzoil peroksida adalah bahan yang efektif digunakan pada produk skincare untuk mengatasi masalah jerawat. Tetapi bahan ini bisa membahayakan janin.
"Meskipun kehamilan sering menyebabkan jerawat hormonal, sayangnya, bahan dalam produk-produk jerawat yang ada di pasaran, seperti benzoil peroksida, bisa berisiko," kata Jenna Queller, MD, FAAD, dari MFC Dermatology, mengutip Byrdie.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil ini karena ketika diserap dalam kulit, dapat berisiko pada janin. Serta kandungan ini termasuk ke dalam kategori C, yaitu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
"Itu berarti, ada beberapa risiko yang mungkin terjadi pada janin, dan mayoritas ahli dermatologi dan dokter kandungan akan mengatakan untuk menghindari produk-produk ini," lanjutnya.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil selanjutnya adalah hydrokuinon.
Bahan ini biasanya digunakan sebagai agen pencerah kulit dalam serum dan krim pencerah wajah yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti bintik hitam dan melasma.
Dr. Queller mengatakan, "Baik itu menggunakan hydroquinone sebelum hamil atau ingin memakai untuk mengobati bercak-bercak gelap pada kulit yang bisa terjadi selama kehamilan, penggunaan bahan ini harus dihindari sampai bayi lahir."
Penelitian telah menunjukkan bahwa sebanyak 45 persen dari bahan ini diserap dalam kulit setelah aplikasi topikal.
Namun, meski belum ada penelitian tentang efek hidrokuinon pada janin, ada terlalu banyak bahan kimia dalam aliran darah yang mungkin berisiko.
Paraben juga menjadi salah satu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
"Bahan kimia ini telah dikaitkan dengan kanker payudaraserta memengaruhi sistem reproduksi," jelas Dendy Engelman, MD, ahli bedah kulit bersertifikat.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil ini digunakan terutama untuk mengawetkan produk.
Namun, ada begitu banyak produk lain dan tidak perlu memasukkan bahan berbahaya ini.
Bahan retinoid biasanya umum ditemukan dalam krim anti-aging, atau anti penuaan.
"Ada hubungan yang terbukti antara penggunaan retinoid dan peningkatan risiko cacat lahir untuk bayi yang sedang berkembang," jelas Dr. Queller.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil ini sering juga ditemukan pada label perawatan kulit dengan kandungan vitamin A. Vitamin A pada skincare, sebagaian merupakan campuran asam retinoat.
Meskipun masih belum cukup penelitian, atau efeknya hanya diketahui dari penelitian pada hewan, nampaknya Moms perlu menunda sejenak menggunakan produk anti-aging ini
Mungkin terdengar asing, tetapi bahan ini biasanya terdapat pada produk sampo dan sabun. Sodium lauryl sulfate salah satu kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
"Bahan kimia ini bertindak sebagai pembuat busa di banyak produk sabun dan pencuci," kata Dr. Engelman.
Ia melanjutkan, "Masalahnya, tingkat konsentrasi bahan kimia ini terlalu mengiritasi kulit menurut standar kosmetik."
Menurut Dr. Engelman, tubuh seseorang tidak mampu memecah bahan kimia ini, dan dengan paparan dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan masalah sistem saraf, fungsi ginjal dan hati.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil selanjutnya yakni glycolic acid.
"Beberapa ahli kulit merekomendasikan untuk menghindari asam glikolat selama kehamilan," kata Dr. Tiina Meder, dermatologis and pendiri Meder Beauty Science, mengutip Irish News.
Glikolat adalah asam alfa hidroksi yang ditemukan dalam produk pengelupasan kulit.
"Namun, ini tidak berarti semua produk AHA perlu dihindari. Asam sitrat dan laktat, misalnya, aman untuk digunakan selama kehamilan," ungkapnya.
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil yang tak kalah penting adalah thioglucolid acid.
Ini biasa ditemukan dalam krim penghilang bulu, terkadang tercantum pada label sebagai asetil merkaptan, merkaptoasetat, asam merkaptoasetat, dan asam tiovanat," jelas Queller.
Meskipun tidak ada penelitian tentang efek bahan kimia ini terhadap janin yang sedang tumbuh, namun di Eropa membatasi jumlah kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil ini untuk mencegah risiko yang terjadi.
Tabir surya memang salah satu produk yang wajib dipakai untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Namun, selama kehamilan, penting untuk lebih memperhatikan kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil.
Avobenzone, homosalate, octisalate, octocrylene, oxybenzone, oxtinoxate, menthyl anthranilate, dan oxtocrylene, bahan-bahan dalam tabir surya yang sebaiknya dihindari
"Kandungan sunscreen yang aman untuk ibu hamil misalnya seng oksida dan titanium dioksida,"" kata Queller .
Baca Juga: Ibu Hamil Yuk, Mengenal Lebih Jauh Parasetamol
Kandungan skincare yang tidak boleh untuk ibu hamil selanjutnya adalah salicylic acid atau asam salisilat.
Ini merupakan kandungan skincare yang umum pada produk perawatan kulit. Biasa ditemukan dalam produk anti-inflamasi, eksfoliator; serta digunakan untuk mengobati jerawat.
Food Drug and Administration menilai kandungan skincareyang tidak boleh untuk ibu hamil ini masuk ke dalam kategori C, yang berarti ada risiko yang ditimbulkan.
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi salicylic acid oral atau topikal selama kehamilan dapat meningkatkan risiko perdarahan otak.
Untuk menghindari dikonsumsi saat kehamilan dan menyusui, mungkin dokter kulit akan merekomendasikan alternatif yang lebih aman.
Jika Moms mengalami jerawat kehamilan dan sangat ingin menghilangkan jerawat, pilihlah kandungan skincare asam glikolat, asam laktat, atau witch hazel.
Kunjungi website MOOIMOM, sebagai toko online perlengkapan ibu hamil dan menyusui terlengkap.
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM