Hipertensi Pada Anak Bisa Terjadi, Waspadai Penyebabnya

calendar icon

09 May 2022

author icon

Anggraini Nurul F

category icon

0-6 bulan

Hipertensi Pada Anak Bisa Terjadi, Waspadai Penyebabnya

Hipertensi pada anak dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan hipertensi yang tidak disebabkan oleh penyakit, yang dikenal sebagai hipertensi primer/esensial.

Pada anak kecil dan pra-remaja sebagian besar merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit; penyakit ginjal dan pembuluh darah ginjal merupakan penyebab tersering, contohnya seperti peradangan ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urin, batu ginjal, kelainan kongenital saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal, dan sebagainya.

Hipertensi primer atau esensial lebih sering ditemukan pada remaja, meliputi 85-90% kasus. Hipertensi primer sangat jarang ditemukan pada anak berusia kurang dari 10 tahun. Faktor risiko yang dikaitkan dengan terjadinya hipertensi esensial adalah riwayat hipertensi dalam keluarga dan kegemukan/obesitas.

Berikut penyebab dan cara atasi hipertensi pada anak, yuk simak baik-baik Moms!

Penyebab hipertensi pada anak

hipertensi pada anak

Berikut penyebab hipertensi pada anak yang bisa Moms ketahui:

1. Terlalu banyak asupan garam

Garam memiliki sifat untuk menyerap air. Kondisi kelebihan garam menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah meningkat. Akibatnya, jantung menjadi berusaha lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.

2. Kelebihan berat badan

Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi pada anak yang disebabkan karena obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.


Baca Juga:
Gula Darah Tinggi (Diabetes) Pada Anak: Gejala & Tips Pengobatan


bannerbanner

3. Penyakit bawaan sejak lahir bisa jadi penyebab hipertensi pada anak

Hipertensi pada anak, terutama anak di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau kelainan genetik.

4. Kurangnya aktivitas fisik

Hati-hati, hipertensi pada anak lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti main games atau menonton TV.

Selain itu, hipertensi pada anak juga lebih sering terjadi pada anak laki-laki, anak yang lahir prematur, kelebihan atau kekurangan berat badan saat lahir, memiliki riwayat keturunan hipertensi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perokok pasif, memiliki gangguan tidur, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti steroid.

Tips Pengobatan Gula Darah Tinggi (Diabetes) Pada Anak

Bagaimana tips pada pengobatan gula darah tinggi (diabetes) pada anak? Simak ulasannya berikut ini.

1. Rutin cek gula darah

Cek gula darah (Diabetes)secara rutin adalah cara utama untuk memastikan kadar gula darah anak Moms tetap terkontrol.

Oleh karena itu, sebaiknya Moms memiliki alat tes kadar gula darah di rumah untuk mempermudah pemeriksaan.


Baca Juga:
Ibu Hamil, Kurangi Konsumsi Kafein supaya Terhindar dari Diabetes


2. Pantau penggunaan insulin

Penderita  Gula Darah Tinggi (Diabetes) memerlukan pengganti insulin setiap harinya.

Oleh karena itu, Moms harus tahu dosis, jenis, dan cara memberikan insulin pada si kecil. Tanyakan pada dokter mengenai ketentuan penggunaan insulin untuk anak Moms.

3. Perhatikan asupan makanan si kecil

Sama seperti anak-anak sehat lainnya, makanan untuk anak dengan Gula Darah Tinggi (diabetes) juga harus beragam dengan nutrisi anak yang seimbang.

Namun, Moms harus mengatur porsi makan anak serta mengurangi asupan berkalori tinggi untuk menjaga kadar gula darahnya.

4. Ajak anak berolahraga secara teratur

Ajak anak untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur dan jadikan itu sebagai bagian dari rutinitas harian.

Namun, ingat bahwa aktivitas fisik juga dapat menurunkan gula darah.

Jadi, bila anak Moms memulai aktivitas baru, periksa gula darah anak lebih sering dari biasanya sampai Moms belajar bagaimana tubuhnya bereaksi terhadap aktivitas tersebut.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM