Kesehatan sperma menjadi topik yang penting, terutama kaitannya dengan kesuburan dan kehamilan. Sayangnya, banyak pria yang terlambat menyadari atau bahkan tidak mengetahui mengenai masa kesuburan hingga kondisi sperma yang sehat. Padahal, pada saat pasangan suami istri memutuskan untuk menjalankan program kehamilan, kesuburan keduanya dapat dijadikan faktor penentuan.
Permasalahan kesuburan bukan hanya pada pihak wanita juga telah dipublikasikan oleh Healthline.com dalam artikelnya yang berjudul The 7-Step Checklist to Healthy, Fertile Sperm, kesuburan bukan hanya masalah wanita, dimana sepertiganya adalah faktor dari kesuburan pria. Memiliki sperma yang sehat itu penting. Tetapi kesehatan sperma lebih dari sekadar pembuahan. Kualitas sperma juga berperan dalam kesehatan kehamilan secara keseluruhan dan kemungkinan bayi yang lahir dengan sehat.
Lalu, bagaimana ciri sperma yang sehat? Kesehatan sperma tergantung pada berbagai faktor, termasuk kuantitas, pergerakan dan struktur. Berikut penjelasannya.
- Kuantitas. Pria kemungkinan besar dapat dikatakan subur jika air mani yang dikeluarkan dalam satu ejakulasi mengandung setidaknya 15 juta sperma per mililiter. Terlalu sedikit sperma dalam ejakulasi mungkin membuat lebih sulit untuk hamil karena ada lebih sedikit kandidat yang tersedia untuk membuahi sel telur.
- Gerakan. Untuk mencapai dan membuahi sel telur, sperma harus bergerak, menggeliat dan berenang melalui serviks, rahim, dan saluran tuba wanita. Hal ini dikenal sebagai motilitas. Kemungkinan besar pria subur jika setidaknya 40% sperma bergerak.
- Struktur (morfologi). Sperma normal memiliki kepala oval dan ekor panjang, yang bekerja sama untuk mendorongnya. Meskipun tidak sepenting faktor kuantitas atau pergerakan sperma, semakin banyak sperma yang dimiliki dengan bentuk dan struktur normal, semakin besar kemungkinan pria untuk menjadi subur.
Selanjutnya, berbagai masalah medis dapat berkontribusi pada masalah kesuburan pria, termasuk:
- Masalah di hipotalamus atau kelenjar pituitari yakni bagian otak yang memberi sinyal pada testis untuk memproduksi testosteron dan sperma (hipogonadisme sekunder)
- Penyakit testis
- Gangguan transportasi sperma
- Usia yakni kemampuan sperma untuk bergerak dan proporsi sperma normal cenderung menurun seiring bertambahnya usia dan juga mempengaruhi kesuburan, terutama setelah usia 50 tahun
Sperma Sehat: Cara Mendapatkan dan Hal yang Harus Dihindari
Ternyata, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sperma yang sehat. Mayo Clinic menyarankan, seorang pria dapat mengambil langkah-langkah sederhana untuk meningkatkan peluang menghasilkan sperma yang sehat, seperti:
- Pertahankan berat badan yang ideal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (BMI) dikaitkan dengan penurunan jumlah sperma dan pergerakan sperma
- Makan makanan yang sehat. Pilih banyak buah dan sayuran yang kaya akan antioksidan sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan sperma
- Mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS). Infeksi menular seksual seperti klamidia dan gonore dapat menyebabkan kemandulan pada pria. Untuk melindungi diri sendiri, batasi jumlah pasangan seksual dan gunakan kondom setiap kali berhubungan seks atau tetap dalam hubungan monogami dengan pasangan yang tidak terinfeksi
- Kelola stres. Stres dapat menurunkan fungsi seksual dan mengganggu hormon yang dibutuhkan untuk memproduksi sperma
- Bergerak. Aktivitas fisik sedang dapat meningkatkan kadar enzim antioksidan yang kuat, yang dapat membantu melindungi sperma
Di samping itu, sperma bisa sangat rentan terhadap beberapa faktor. Untuk melindungi kesuburan, maka disarankan untuk:
- Tidak merokok. Banyak penelitian yang telah mengungkapkan bahwa pria yang merokok lebih cenderung memiliki jumlah sperma yang rendah
- Batasi alkohol. Minum alkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron, impotensi, dan penurunan produksi sperma
- Hindari pelumas saat berhubungan seks. Penelitian menjelaskan tentang efek pelumas pada kesuburan, yakni pertimbangkan untuk menghindari pelumas selama hubungan seksual. Jika perlu, pertimbangkan untuk tidak menggunakan baby oil, minyak canola, putih telur atau pelumas ramah kesuburan, seperti Pre-Seed
- Konsultasi dengan dokter tentang obat-obatan. Penghambat saluran kalsium, antidepresan trisiklik, anti-androgen, dan obat-obatan lain dapat menyebabkan masalah kesuburan. Steroid anabolik juga dapat memiliki efek yang sama
- Waspadai racun. Paparan pestisida, timbal, dan racun lainnya dapat memengaruhi kuantitas dan kualitas sperma. Jika harus bekerja dalam industri yang berhubungan dengan zat-zat tersebut, kenakan pakaian dan peralatan pelindung, dan hindari kontak kulit dengan bahan kimia
- Kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker. Pengobatan ini dapat mengganggu produksi sperma dan menyebabkan ketidaksuburan yang mungkin bersifat permanen. Tanyakan dan konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai hal ini.
- Faktor lainnya. Peningkatan suhu skrotum dapat menghambat produksi sperma. Meskipun manfaatnya belum sepenuhnya terbukti, mengenakan pakaian dalam yang longgar, mengurangi duduk, menghindari sauna dan bak air panas, serta membatasi paparan skrotum pada benda-benda hangat, seperti laptop, dapat meningkatkan kualitas sperma.
Menerapkan gaya hidup sehat untuk meningkatkan kesuburan dan juga menghindari hal-hal yang dapat merusaknya, tentu dapat meningkatkan keberhasilan pada program hamil. Namun, jika pasangan belum hamil setelah setahun melakukan hubungan seks tanpa kondom, mungkin dapat mempertimbangkan untuk menjalani evaluasi ketidaksuburan. Spesialis kesuburan juga mungkin dapat mengidentifikasi penyebab masalah dan memberikan perawatan lebih lanjut.