Faktor Risiko Anak Stunting, Salah Satunya karena Moms Kurang Nutrisi

calendar icon

13 Feb 2021

author icon

Ika

category icon

Faktor Risiko Anak Stunting, Salah Satunya karena Moms Kurang Nutrisi

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada tubuh dan otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1.000 Hari Pertama Kelahiran). Untuk mengetahui Si Kecil stunting atau tidak, standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Faktor Ibu dan Pola Asuh

Faktor ibu dan pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan praktik pemberian makan kepada anak juga menjadi penyebab anak stunting. Ibu yang masa remajanya kurang nutrisi, bahkan semasa kehamilan dan laktasi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak.

Faktor lainnya yang juga dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan saat hamil yang kemungkinan diawali ketidaktahuan ibu akan larangan terhadap hal ini.

Sanitasi Buruk

Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak. Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan). Penyebab lain diare pada bayi, dapat disimak dalam artikel ini.

Terbatasnya Layanan Kesehatan

Kenyataannya, masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan layanan kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit, tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.

Ciri-Ciri Anak Mengalami Stunting

Stunting pada anak akan terlihat dari perawakan anak yang kerdil saat mencapai usia 2 tahun, atau lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Selain pendek atau kerdil, anak yang mengalami stunting juga terlihat kurus. Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional. Tetapi perlu diingat, tidak semua anak yang pendek itu disebut stunting, ya.

Selain mengalami gangguan pertumbuhan, stunting pada anak juga memengaruhi perkembangannya. Anak dengan stunting akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, dan kesulitan dalam belajar. Akibatnya, prestasi anak di sekolah akan buruk.

Anak dengan stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sehingga lebih mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi. Selain itu, anak yang mengalami stunting akan lebih sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit. Saat ada ciri-ciri seperti ini dialami Si Kecil tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan sedini mungkin.

Dampak Stunting pada Kesehatan Anak

Stunting pada anak dapat mempengaruhinya, sejak kecil hingga dewasa. Dalam jangka pendek, stunting pada anak menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik. Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal. Namun, kenyataannya ia lebih pendek dari anak-anak seusianya.

Baca juga: Ketahui Risiko jika Gizi Ibu Hamil Buruk

Seiring pertambahan usia anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam masalah. Misalnya kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal. Bukan cuma itu, sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga mudah sakit. Lebih jauh lagi, anak akan memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Mencegah Stunting

Gizi yang baik dan tubuh yang sehat merupakan kunci dari pencegahan stunting. Berikut hal-hal yang harus diingat untuk mencegah stunting:

· Mengonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil dan selama menyusui.

· Memberikan nutrisi yang baik kepada Si Kecil, seperti memberikan ASI eksklusif dan nutrisi penting lainnya seiring pertambahan usia.

· Rutin memeriksakan kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan anak setelah lahir.

· Menerapkan pola hidup bersih dan sehat, terutama mencuci tangan sebelum makan, serta memiliki sanitasi yang bersih di lingkungan rumah.

Menghindari terjadinya stunting memang memerlukan ketekunan dan usaha yang menyeluruh dari semua pihak. Ingat, tanggung jawab ini bukan hanya milik para ibu, loh, melainkan milik seluruh anggota keluarga.


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM