Ciri Ruam Merah Karena DBD Pada Bayi, Beda Dengan Ruam Biasa

calendar icon

28 Apr 2022

author icon

Dinda Ayu Saraswati

category icon

0-6 bulan

Ciri Ruam Merah Karena DBD Pada Bayi, Beda Dengan Ruam Biasa

Bagaimana ya beda ruam merah pada bayi karena DBD dengan ruam merah biasa? Ruam merah DBD pada bayi dikenali dengan munculnya bintik berwarna merah. DBD atau demam berdarah adalah penyakit yang disebarkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini biasanya mengisap darah dari seseorang yang mengidapnya dan hinggap, lalu menggigit di tubuh orang lain.

DBD sering kali terjadi pada bayi. Dilansir dari situs WHO, gejalanya identik dengan demam yang disertai dengan ruam merah DBD di sejumlah bagian tubuh bayi.

Ciri Ruam Merah DBD pada Bayi

Kemunculan ruam merah pada kulit bayi memang bisa saja menjadi pertanda banyak hal. Beberapa diantaranya kondisi ini terjadi akibat ruam, digigit serangga, atau reaksi alergi.

Namun, kondisi seperti demam selama beberapa hari juga bisa menjadi penyebab bintik merah pada bayi atau bisa disebut ruam merah dbd pada bayi. Apabila kondisi ini muncul disertai dengan gejala lain, Moms harus waspada.

Gejala-gejala tersebut dapat meliputi sebagai berikut:

  • Demam tinggi mendadak.
  • Sakit kepala dan nyeri di mata.
  • Sakit otot dan nyeri sendi.
  • Mual dan muntah.
  • Muncul bintik merah atau ruam.

Salah satu gejala DBD pada bayi yang masih sering dijumpai adalah munculnya ruam merah DBD pada kulit. Bintik atau ruam merah ini biasanya memenuhi area muka, leher, dada, dan kadang muncul pula di lengan serta kaki bayi.

Meski kulit bayi direnggangkan, bintik merah tersebut juga ternyata akan tetap terlihat. Ruam merah DBD pada awal-awal gejala muncul biasanya timbul 2-5 hari setelah si Kecil mengalami demam.

Ruam yang muncul pada periode ini akan berbentuk seperti bercak kemerahan, yang terkadang disertai dengan beberapa bercak putih di tengahnya.

Kemudian, ruam merah DBD dan bintik-bintik akan berkurang saat memasuki hari ke-4 dan ke-5, hingga akhirnya menghilang setelah hari ke-6. Setelahnya, bintikp-bintik merah baru akan muncul 3-5 hari setelah gejala pertama muncul. Wujud bintik-bintik inilah yang cukup mengecok karena mirip dengan penyakit lain seperti campak.


Baca Juga:
Ruam Pada Bayi Buat si Kecil Rewel, Ini Dia Penyebabnya!


bannerbanner

Perbedaan Ciri Ruam Merah DBD dan Ruam Merah Lainnya pada Bayi

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biasanya kondisi ruam merah DBD disertai dengan gejala demam tinggi yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus. Selain itu, bayi juga akan merasa nyeri otot dan sendi, nyeri di bagian belakang mata, sakit kepala, mual, dan nafsu makan menurun.

Semua kondisi itu bisa dibilang bahwa bayi mengalami ciri ruam merah DBD.

Sementara itu, ruam biasa yang disebabkan alergi atau iritasi sering kali menimbulkan kekeringan pada kulit dan membuatnya mengalami pengelupasan. Baik bintik merah demam berdarah dan ruam kulit biasa sama-sama menimbulkan rasa gatal dan membuat anak demam, tetapi, ruam biasa tidak akan membuat anak mengalami nyeri sendi dan gejala lain yang telah disebutkan sebelumnya.

Bintik merah yang muncul karena demam berdarah disebut dengan makulopapular atau makula, yaitu bintik-bintik yang terlihat seperti pulau-pulau kecil di kulit. Nah, bintik merah ini biasanya muncul pada hari ketiga setelah anak mengalami demam tinggi, Moms. Perhatikan kesehatan bayi.


Baca Juga:
10 Penyebab Bintik Merah pada Bayi yang Perlu Moms Perhatikan


Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam Merah DBD pada Bayi

ruam merah dbd

Ruam merah DBD pada bayi timbul akibat kerusahan kapiler pembuluh darah. Dalam kondisi tersebut, darah merembes keluar dari pembuluh darah ke kulit sehingga muncul bintik atau ruam merah pada bayi.

Gejala ruam merah ini akan muncul diawali dengan demam tinggi secara mendadak. Selain itu, pecahnya pembuluh kapiler ini juga memungkinkan pendarahan ringan pada membran mukus mulut dan hidung yang bisa menyebabkan mimisan.

Bila terjadi bintik merah DBD pada bayi, Moms sebaiknya segera periksakan bayi di rumah sakit. Dokter biasanya merekomendasikan pilihan pengobatan untuk DBD sebagai berikut:

  • Obat penurun demam
  • Istirahat yang cukup
  • Minum banyak cairan

Selain itu, Moms juga bisa melakukan tindakan pencegahan DBD dengan mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:

  • Melakukan langkah 3M (menguras penampungan air, menutup penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas).
  • Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
  • Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk.
  • Menggunakan kelambu saat tidur.
  • Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.
  • Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
  • Menghindari kebiasaan menggantung pakaian serta menyimpan barang bekas di dalam rumah yang bisa menjadi tempat nyamuk berkumpul.

Bagikan Artikel


Artikel Terkait


Produk Terkait

Shop at MOOIMOM


Shop at MOOIMOM