17 Jan 2021
Ika
Melahirkan Si Kecil dengan kondisi sempurna dan lengkap adalah keinginan semua orang tua. Namun ada kalanya bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Di sisi lain, tidak semua orang tua juga tahu apa itu BBLR.
Padahal, Data Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menunjukkan, hingga 2018, tercatat ada 15 juta bayi lahir prematur di seluruh dunia setiap tahun. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Kelahiran prematur juga ditengarai menjadi penyebab setidaknya 1 juta kematian anak di bawah usia 5 tahun pada 2015. Untuk tahu apa itu BBLR yuk Moms simak bersama!
Memahami BBLR
BBLR merupakan bayi yang lahir dengan berat badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5 kilogram, sedangkan berat badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau 3 kilogram. Sementara pada bayi yang lahir dengan berat kurang dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat rendah. BBLR dapat terjadi ketika bayi lahir secara prematur dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (belum cukup bulan), atau bayi mengalami gangguan perkembangan dalam kandungan.
BBLR wajib diwaspadai. Pasalnya, bayi yang lahir dengan BBLR rentan sakit dan mengalami infeksi, tumbuh kembang terlambat, dan masih banyak hal lain secara jangka panjang. Semakin rendah berat badan lahir bayi, maka semakin banyak masalah medis yang akan dihadapi, apalagi jika bayi tersebut terlahir prematur.
Ciri, Gejala, dan Penyebab
Selain berat badan yang lebih rendah, ciri lain dari BBLR adalah bati lebih kurus dan memiliki lemak yang lebih sedikit. Bukan cuma itu, Si Kecil juga memiliki ukuran kepala yang lebih besar dari tubuhnya.
Bayi dengan BBLR juga memiliki beberapa masalah semenjak mereka lahir seperti memiliki kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia), masalah dalam menyusu, sulit menaikkan berat badan, sulit mempertahankan suhu tubuh normal, dan memiliki terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah terlalu kental (polisitemia).
Adapun penyebab BBLR karena beberapa hal yang dialami ibu hamil. Misalnya, terjadi infeksi selama kehamilan, berat badan ibu kurang saat hamil, memiliki riwayat berat badan bayi lahir rendah, merokok, alkohol, narkoba. Selain itu, kehamilan di usia sebelum 17 tahun atau lebih dari 35 tahun. Kehamilan kembar juga bisa memicu BBLR karena tidak banyak ruang dalam rahim untuk kedua janin. Bukan cuma itu, BBLR juga bisa dipicu karena stres atau masalah emosi selama masa kehamilan.
Namun, dengan perkembangan teknologi yang telah pesat, para orang tua kini dapat mengetahui berat bayi sejak dalam kandungan. Hal tersebut dapat mengidentifikasi kemungkinan kasus bayi BBLR sejak dini. Jika ada indikasi bayi lahir dengan kondisi tersebut, para orang tua sebaiknya rutin berkonsultasi dengan dokter. Metode untuk mendeteksi BBLR pada umumnya dengan melakukan USG kehamilan. Diagnosis BBLR dapat ditetapkan pada saat bayi lahir, jika berat badannya kurang dari 2,5 kg.
Merawat Bayi BBLR
Bayi BBLR memerlukan perawatan di rumah sakit setelah lahir. Penanganan dapat dilakukan sesuai dengan usia kehamilan, kondisi kesehatan, serta respons bayi terhadap pengobatan atau prosedur tertentu. Untuk bayi BBLR dengan komplikasi tertentu, seperti paru-paru yang belum matang atau masalah pada usus, maka bayi tersebut perlu dirawat di ruang perawatan intensif neonatal (NICU).
Baca juga: Berat Badan Lahir Rendah, Simak Fakta-Faktanya!
Untuk bayi BBLR, dokter sangat menganjurkan pemberian ASI, karena dapat mendukung pertumbuhan dan kenaikan berat badan. Jika ibunya tidak bisa memberikan ASI, bayi dapat diberikan ASI dari donor.
Bayi BBLR yang lahir tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan pertumbuhannya seiring waktu. Namun pada saat dewasa, kebanyakan bayi BBLR berisiko mengalami berat badan berlebih atau obesitas, serta berisiko menderita diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Beberapa bayi BBLR juga dapat mengalami keterlambatan perkembangan mental.
Selain itu, Moms bisa melakukan beberapa metode yang bisa dilakukan untuk bayi BBLR seperti:
1. Menyusui sesuai dengan jadwal
2. Kontak kulit
3. Ikuti panduan saat tidur bersama Si Kecil
4. Selalu memantau tumbuh kembang bayi
5. Bantu Si Kecil tetap tumbuh dan berkembang
6. Orang tua mendapatkan bantuan sesuai kebutuhan
Bagikan Artikel
Shop at MOOIMOM