Bayi Harus Minum Apa? Tak Perlu Cemas: 7 Solusi ASI Bisa Keluar

calendar icon

29 Dec 2023

author icon

Ainuni Rahmita

category icon

Tips Menyusui

Bayi Harus Minum Apa? Tak Perlu Cemas: 7 Solusi ASI Bisa Keluar

Secara umum, banyak sumber yang menyatakan bahwa seorang anak dianggap sebagai bayi hingga mencapai usia 2 tahun. Pada usia tersebut, bayi harus minum ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif, kecuali terdapat indikasi medis yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi memberikan nutrisi dan perlindungan yang optimal.

Pemilihan pompa ASI yang tepat menjadi sangat penting, karena dapat memengaruhi efisiensi dan kenyamanan proses pemompaan ASI. Pada gilirannya hal ini akan berdampak pada produksi dan pasokan ASI, serta kenyamanan ibu. Pompa ASI Elektrik Wireless M2 dirancang dengan pola hisapan yang efektif untuk merangsang produksi ASI dan memastikan pengosongan yang maksimal. Sebelum mengenal Pompa ASI Elektrik Wireless M2 lebih lanjut, yuk, simak artikel berikut!

Penyebab ASI Tidak Keluar

Produksi air susu ibu (ASI) yang kurang atau tidak keluar sama sekali bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum mengapa ASI tidak keluar:

1. Kurangnya Stimulasi

ASI diproduksi sebagai respons terhadap stimulasi dari bayi saat menyusui atau melalui penggunaan pompa ASI. Jika bayi jarang menyusu atau pompa ASI tidak digunakan dengan cukup frekuensi, produksi ASI dapat berkurang. Cobalah untuk memberikan ASI kepada bayi dengan melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi dan memompa ASI setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam.

2. Kekhawatiran atau Stres

Kondisi psikologis seperti stres, kekhawatiran, atau kelelahan dapat mempengaruhi produksi ASI. Ibu yang merasa cemas atau tertekan mungkin mengalami kesulitan untuk memproduksi ASI yang cukup. Mencari dukungan dari suami, keluarga, teman, atau kerabat dapat membantu ibu mengurangi beban stres. Selain itu, sediakan waktu untuk diri sendiri. Hal ini bisa berupa waktu singkat untuk menikmati hobi, membaca, atau berjalan-jalan sendirian. Melepas diri dari tanggung jawab sejenak dapat memberikan kesempatan ibu untuk merelaksasi pikiran.

3. Gangguan Hormonal

Gangguan hormonal seperti ketidakseimbangan hormon prolaktin yang bertugas untuk produksi ASI dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menghasilkan ASI dalam jumlah yang cukup. Selain hormon prolaktin, hormon lainnya juga bekerja sama, terutama estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut mengatur siklus menstruasi dan proses produksi ASI. Gangguan pada hormon-hormon ini, seperti ketidakseimbangan antara prolaktin dan estrogen/progesteron dapat menghambat produksi ASI.


Baca juga:

Bolehkah Pompa ASI Dipakai Berulang Kali Tanpa Dicuci?


4. Masalah Kesehatan Ibu:

Beberapa kondisi kesehatan ibu, seperti infeksi, penyakit, atau gangguan tiroid, dapat mempengaruhi produksi ASI. Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi produksi ASI. Penting bagi ibu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mengetahui dampak penyakit tertentu terhadap produksi ASI, menerima panduan yang tepat untuk situasi spesifik, dan mencari tahu apakah obat yang dikonsumsi akan berdampak pada produksi serta kualitas ASI.

5. Teknik Menyusui yang Salah

Posisi dan teknik menyusui yang tidak benar dapat menghambat aliran ASI. Pastikan bayi terpasang dengan benar dan menetapkan posisi menyusui yang nyaman dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Pastikan bahwa bayi terletak sejajar dengan payudara karena bayi seharusnya tidak harus memutar lehernya untuk menyusu. Bayi juga harus membuka mulutnya lebar dan menutup sebagian besar areola (bagian cokelat gelap di sekitar puting).

7 Solusi Agar ASI Bisa Keluar

Jika ibu mengalami kesulitan dalam produksi ASI, tak perlu cemas! Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dicoba untuk merangsang keluarnya ASI:

1. Menyusui dengan Frekuensi Tinggi

Setiap kali bayi menyusui atau payudara dipompa, otak mengirimkan sinyal untuk meningkatkan produksi hormon prolaktin. Prolaktin menjadi hormon yang merangsang produksi ASI. Semakin sering stimulasi tersebut terjadi, semakin tinggi level prolaktin yang dihasilkan. Cobalah untuk memberikan ASI setidaknya 8-12 kali dalam 24 jam.

2. Menyusui pada Malam Hari

Malam hari seringkali merupakan waktu ketika bayi menyusu lebih sering karena mereka dapat lebih mudah terbangun untuk makan dan merespon stimulus payudara ibu. Frekuensi menyusui yang tinggi, terutama pada malam hari, dapat memberikan sinyal yang kuat kepada tubuh untuk memproduksi lebih banyak ASI. Selain itu, produksi prolaktin (hormon yang merangsang produksi ASI) cenderung lebih tinggi pada malam hari.

3. Menggunakan Pompa ASI yang Efektif

Pilihlah pompa ASI memiliki mode stimulasi untuk meniru pola menyusu bayi, diikuti dengan mode ekspresi untuk menstimulasi pengosongan payudara. Pilih juga ukuran corong atau kelas pompa yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara. Corong yang tepat dapat membantu mencapai hisapan yang efektif dan mengoptimalkan pengosongan payudara. Satu hal lainnya yang tak kalah penting yaitu Pompa ASI yang memiliki kecepatan dan tekanan yang dapat disesuaikan, hal ini akan memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan pengalaman pemompaan sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan individu.


Baca juga:

Idealnya Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Memompa ASI?


4. Teknik Pijat dan Kompresi

Saat memompa atau menyusui, gunakan teknik pijat ringan pada payudara untuk merangsang aliran ASI. Teknik kompresi, yaitu memberikan tekanan ringan pada payudara saat bayi menyusu atau saat memompa, juga dapat membantu. Lakukan pijatan yang lembut dengan gerakan melingkar menggunakan ujung-ujung jari. Mulailah dari pangkal payudara dan arahkan gerakan melingkar ke arah puting. Pijatan dapat dilakukan dengan tekanan yang ringan dan lembut.

5. Konsumsi Cukup Cairan dan Nutrisi

Pastikan ibu mendapatkan cukup cairan dan nutrisi. Asupan air yang cukup dan diet yang seimbang dapat mendukung produksi ASI. Berikan protein yang baik meliputi daging tanpa lemak, ikan, telur, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Lengkapi juga dengan karbohidrat kompleks, lemak sehat, serat, dan vitamin.

6. Istirahat dan Manajemen Stres

Menjaga tingkat stres yang rendah dan mendapatkan istirahat yang cukup dapat mendukung produksi ASI. Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dan pelajari keterampilan manajemen waktu untuk mengelola tugas-tugas sehari-hari dengan lebih efisien. Buat jadwal yang realistis dan terapkan kebijakan untuk tidak melakukan terlalu banyak pekerjaan dalam satu waktu.

7. Konsultasi dengan Konsultan Laktasi atau Profesional Kesehatan

Setiap ibu dan bayi memiliki kondisi yang unik. Jika ibu mengalami kesulitan yang berkelanjutan, sebaiknya berkonsultasi dengan konsultan laktasi atau profesional kesehatan. Tenaga ahli tersebut dapat memberikan evaluasi dan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan individu.

bannerbanner


Bagikan Artikel


Artikel Terkait

Shop at MOOIMOM