Menjelang proses kehamilan normalnya posisi janin turun ke arah panggul dengan posisi kepala berada di bawah dan membuka jalan lahir. Namun apa yang terjadi jika posisi janin melintang? Jika hal ini dibiarkan akan beresiko besar terhadap janin dan sang ibu. Bahkan untuk sang ibu hamil yang mengalami posisi janin melintang akan merasakan tidak nyaman dan nyeri pada perut.
Apa yang menyebabkan janin melintang?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan posisi janin melintang meskipun dalam beberapa kasus janin melintang tanpa diketahui penyebab pastinya.
- Kemungkinan terjadi masalah terhadap struktur panggul sehingga menghalangi kepala bayi
- Terjadi masalah pada rahim seperti terdapat kista dan fibroid sehingga menghalangi posisi kepala bayi yang seharusnya di turun ke panggul.
- Memiliki terlalu banyak air ketuban juga bisa menjadi penyebab kenapa janin melintang. Air ketuban yang terlalu banyak membuat ruang gerak yang lebih leluasa sehingga membuat janin lebih banyak melakukan pergerakan di dalam kantung ketuban ketika seharusnya janin sudah menarik ke arah panggul.
- Hamil bayi kembar juga dapat menyebabkan posisi janin melintang karena sempitnya ruang gerak sehingga menyebabkan salah satu dari mereka melintang di dalam rahim.
- Mengalami plasenta previa yaitu saat posisi plasenta atau air-air berada di bawah sehingga menutupi jalan lahir.
Bagaimana cara mengatasi janin melintang?
Dilansir dari Healthline ada beberapa cara yang bisa dilakukan Moms untuk mengembalikan posisi janin yaitu:
- Menggunakan metode ECV (External Chepalic version). ECV mungkin saja bisa dilakukan jika usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Metode ini dilakukan dengan melakukan pemijatan oleh dokter untuk merangsang bayi menuju posisi yang normal. Moms mungkin akan merasakan sensasi tidak nyaman dan tingkat keberhasilan hanya 50% namun tidak ada salahnya dicoba
- Lakukan gerakan Forward-leaning. Untuk melakukan gerakan ini, Moms harus berlutut dengan hati-hati di ujung sofa atau tempat tidur. Kemudian perlahan-lahan turunkan tangan ke lantai di bawah dan bertumpu pada lengan. Jangan mengistirahatkan kepala di lantai. Lakukan 7 repetisi selama 30 hingga 45 detik, dipisahkan dengan istirahat 15 menit.
- Lakukan gerakan Breech-tilt. Untuk melakukan gerakan ini, Moms memerlukan papan panjang (atau papan setrika) dan bantal besar. Topang papan secara miring, sehingga bagian tengahnya bertumpu pada dudukan sofa dan bagian bawahnya ditopang oleh bantal. Kemudian posisikan diri di papan dengan kepala bersandar di atas bantal (dapatkan bantal tambahan jika menginginkan lebih banyak dukungan) dan panggul mengarah ke tengah papan. Biarkan kaki menggantung di kedua sisi. Lakukan 2 hingga 3 repetisi selama 5 hingga 10 menit repetisi.
- Yoga. Latihan yoga dapat mendorong posisi bayi yang melintang yaitu dengan melakukan gerakan puppy pose yaitu posisi seperti orang sujud dan posisikan lengan lurus ke depan menyentuh lantai. Jaga agar pantat tetap di atas dan panggul di atas lutut.
- Melakukan pijatan dan perawatan chiropractic. Pijat dan perawatan chiropractic adalah pilihan lain yang dapat membantu memanipulasi jaringan lunak dan mendorong kepala bayi Anda untuk masuk ke panggul.
Apakah bisa melahirkan normal?
Segala upaya telah dilakukan untuk mengubah posisi bayi, namun tetap tidak berhasil hingga mendekati masa persalinan. Moms dapat melahirkan dengan aman melalui operasi caesar. Meskipun ini mungkin bukan kelahiran yang Moms rencanakan, tapi operasi caesar menjadi cara teraman jika janin melintang, atau jika ada alasan tertentu janin tidak dapat pindah ke posisi yang lebih optimal.
Pada saat hamil tua postur tubuh sang ibu akan cenderung membungkuk belum lagi jika ibu mengalami janin melintang yang akan terasa tidak nyaman. Moms memerlukan Maternity Support Belt yaitu sabuk penyangga perut yang terbuat dari bambu fiber yang anti bau dan anti bakteri tidak cukup itu saja sabuk ini juga dapat melancarkan sirkulasi darah serta mengurangi gejala sakit pinggang yang sering dialami ibu hamil.